Bisnis.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Sosial Demokrat Jerman (SPD), Kevin Kuehnert mengatakan bahwa sekutu Eropa dari Jerman diam usai Berlin memutuskan untuk mengirim tank Leopard 2 dari cadangan militer ke Ukraina. Kabar tersebut terungkap dalam sebuah wawancara dengan saluran TV ZDF di Jerman, pada Minggu (5/2/2023).
“Selama beberapa minggu terakhir, terkadang ada kesan bahwa setiap orang ingin memasok [tank], Jerman sendiri tidak melakukan ini,” katanya.
Menurutnya, banyak mitra Eropa hingga saat ini belum melakukan apapun untuk memasok rezim Kyiv, Ukraina dengan tank.
“Sekarang kita melihat bahwa Jerman melakukan kewajiban khusus dan sebuah perusahaan tank memang akan dikirimkan. Dan tiba-tiba keadaan menjadi sangat sunyi di sekitar kita,” lanjutnya menekankan.
Kuehnert menjelaskan bahwa peralatan dan khususnya amunisi di Eropa kondisinya saat ini terbatas, seperti dilansir dari TASS, Senin (6/2/2023).
"Ini bukan semacam gudang barang yang besar di mana semuanya sudah siap sementara seseorang menolak untuk mengirimkannya, pasokannya langka," tambah politisi itu.
Baca Juga
Pada Sabtu (4/2/2023), Der Spiegel melaporkan bahwa pemerintah Jerman secara aktif berusaha meyakinkan negara lain untuk berpartisipasi dalam pengiriman peralatan militer ke Ukraina.
Meskipun begitu, tidak ada kewajiban dari mitra Eropanya untuk mengirim bantuan militer berupa tank dan lainnya ke Ukraina.
Pada 25 Januari lalu, pemerintah Jerman mengonfirmasi akan mengirim 14 tank Leopard 2 dari cadangan militer Jerman ke Ukraina dan mengeluarkan izin ke negara lain untuk diekspor kembali.
Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius mengatakan bahwa tank-tank itu akan tiba di Ukraina pada akhir Maret tahun ini. Sementara itu, Inggris, Polandia, Prancis, Norwegia, dan Slovakia juga mengumumkan rencana mereka untuk menyediakan tank ke Kyiv.
Rezim Kyiv Ukraina berharap dapat menerima bantuan militer hingga 140 tank dari 12 negara pada gelombang pertama.