Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pasokan senjata Barat termasuk tank ke Kyiv tidak akan memberi solusi untuk konflik Ukraina.
Dia menekankan hal tersebut pada saat melakukan wawancara televisi dengan saluran TRT, pada Rabu (1/1/2023).
"Saya tidak bisa mengatakan bahwa saya percaya pengiriman tank adalah langkah menuju penyelesaian (konflik Ukraina)," katanya.
Pihaknya berharap negara Barat bisa mendukung seruan Turki untuk berupaya bernegosiasi antara Ukraina dengan Rusia.
"Kami berharap negara-negara Barat mendukung seruan kami untuk negosiasi antara Ukraina dan Rusia," lanjutnya, seperti dilansir dari TASS, Kamis (2/1/2023).
Erdogan menekankan, jika mengacu pada pasokan senjata ke Kyiv, itu akan menjadi langkah yang sangat menguntungkan bagi cukong senjata.
Baca Juga
Namun demikian, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa pasokan senjata ke Ukraina dapat menciptakan kondisi untuk solusi damai yang dirundingkan di masa depan.
Pada 25 Januari lalu, Amerika Serikat (AS) berjanji untuk mengirim sebanyak 31 tank M1 Abrams ke Kyiv, Ukraina.
Selain itu, di hari yang sama, Jerman mengkonfirmasi akan mentransfer 14 tank Leopard 2A6 ke Ukraina dan akan mengizinkan negara lain untuk mengekspor kembali kendaraan tempur ini ke Ukraina.
Menurut Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, tank Leopard 2 akan dikirim ke Ukraina sebelum akhir Maret.
Selanjutnya, Norwegia, Slovakia, Inggris, Polandia, dan Prancis juga telah berjanji untuk menyediakan tank-tank buatan Barat kepada Kyiv.
Kyiv mengharapkan untuk bisa menerima hingga 140 tank dari 12 negara sebagai gelombang pertama pasokan senjata.
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan bahwa ketegangan situasi di Ukraina meningkat karena keputusan Washington dan tekanan AS terhadap negara lain.