Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah menunda kunjungan ke China. Menurut Washington, keputusan ini dipicu kehadiran balon mata-mata China di wilayah Amerika Serikat yang dipandang sebagai pelanggaran kedaulatan negara sehingga tidak dapat diterima.
“Insiden balon itu merusak tujuan perjalanan, yang akan dimulai pada Minggu,” kata Blinken kepada wartawan pada Jumat sore, mengutip Aljazeera, Sabtu (4/3/2023).
Blinken menegaskan sangat penting untuk menekankan bahwa kehadiran balon pengintai di atas wilayah AS merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan AS. Pelanggaran yang jelas terhadap hukum internasional dan tidak dapat diterima.
China telah menyatakan penyesalan atas balon yang memasuki wilayah udara AS, menggambarkannya sebagai pesawat sipil yang digunakan untuk penelitian meteorologi yang menyimpang jauh dari jalur yang direncanakan karena kemampuan kemudi sendiri yang terbatas.
Tetapi pemerintah AS mengatakan pesawat itu adalah high-altitude surveillance balloon.
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS menekankan pada hari sebelumnya bahwa ketika perjalanan Blinken ditunda, jalur komunikasi tetap terbuka antara Washington dan Beijing karena mereka berusaha untuk mengelola secara bertanggung jawab persaingan yang semakin intensif antara kedua negara.
Baca Juga
“Penilaian kami yang jelas adalah bahwa dalam kondisi saat ini, tidak konstruktif untuk mengunjungi Beijing, tetapi saya juga akan menegaskan kembali bahwa ini adalah penundaan dan sekretaris [Blinken] berencana untuk melakukan perjalanan pada kesempatan yang tepat paling awal ketika kondisi izinkan,” kata pejabat itu kepada wartawan tanpa menyebut nama.
Blinken kemudian mengatakan Washington terlibat dengan Beijing untuk menyelesaikan masalah yang sedang berlangsung.
“Langkah pertama adalah mengeluarkan aset pengawasan dari ruang kita. Dan itu yang kami fokuskan,” ujarnya.
Departemen Luar Negeri juga mengatakan Blinken mengadakan panggilan telepon dengan rekannya dari China Wang Yi untuk mengatasi situasi tersebut. "Sekretaris menjelaskan bahwa sehubungan dengan masalah yang sedang berlangsung ini, tidak pantas mengunjungi Beijing saat ini," kata departemen itu dalam sebuah pernyataan.