Bisnis.com, JAKARTA - Juru Bicara Pentagon Brigadir Jenderal Patrick Ryder mengatakan Amerika Serikat (AS) mendeteksi dan melacak sebuah balon pengintai yang dianggap sebagai mata-mata China berada di atas ketinggian selama beberapa hari.
"Balon tersebut saat ini melayang di ketinggian di atas lalu lintas udara komersial dan tidak menimbulkan ancaman militer atau fisik bagi orang-orang di darat," jelas Patrick sebagaimana dikutip dari Reuters pada Jumat (3/2/2023).
Kejadian balon udara yang terbang di langit AS ini bukan terjadi untuk kali pertama. Pasalnya, balon udara yang digunakan untuk memata-matai dan misi militer lainnya adalah praktik yang sudah ada sejak pertengahan abad lalu.
Berikut beberapa hal perlu yang diketahui tentang bagaimana balon udara beroperasi dan tujuan penerbangannya:
1. Jepang melakukan uji coba
Saat Perang Dunia II, pasukan militer Jepang mencoba menerbangkan bom pembakar ke wilayah AS menggunakan balon yang dirancang untuk mengapung dalam arus udara jet.
Baca Juga
Tidak ada target militer yang rusak. Namun, beberapa warga sipil tewas ketika salah satu balon jatuh di hutan Oregon.
2. Misi AS
Masih saat Perang Dunia II, menurut dokumen pemerintah, pasukan militer AS mulai mengeksplorasi penggunaan balon mata-mata di ketinggian, yang berujung pada serangkaian misi berskala besar yang disebut Project Genetrix.
Dalam proyek ini turut menerbangkan balon di atas wilayah blok Soviet pada tahun 1950-an.
3. Ketinggian operasi
Balon semacam itu biasanya beroperasi di ketinggian 80.000-120.000 kaki (24.000-37.000 m), jauh di atas ketinggian lalu lintas udara komersial, bahkan pesawat hampir tak pernah terbang di atas 40.000 kaki.
Pesawat tempur dengan performa tertinggi biasanya tidak beroperasi di atas 65.000 kaki, meskipun pesawat mata-mata seperti U-2 memiliki batas ketinggian 80.000 kaki atau lebih.
4. Kemampuan memindai
Laporan Komando Udara dan Sekolah Staf Angkatan Udara AS pada 2009 mengungkap, balon udara dibandingkan satelit mampu memindai petak wilayah yang luas dari jarak yang lebih dekat, dan dapat menghabiskan lebih banyak waktu di atas area target.
5. Tidak butuh anggaran besar
Tidak seperti satelit yang membutuhkan peluncur ruang angkasa dengan harga ratusan juta dolar, balon dapat diluncurkan dengan lebih murah.
6. Tidak dikemudikan langsung
Studi Institut Penelitian Kekuatan Udara, Angkatan Udara pada 2005 mengungkapk balon udara tidak dikemudikan secara langsung, tetapi dapat dipandu secara kasar ke area target dengan mengubah ketinggian untuk menangkap arus angin yang berbeda.