Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amerika Serikat dan Sekutunya Berupaya Isolasi Rusia di PBB

Amerika Serikat dan sekutunya berusaha mengisolasi Rusia di PBB, dan untuk itu anggota Dewan Keamanan perlu direformasi.
Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Linda Thomas-Greenfield Fotografer: Andrew Harrer/Bloomberg
Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Linda Thomas-Greenfield Fotografer: Andrew Harrer/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Linda Thomas-Greenfield mengatakan pemerintahan Biden dan sekurunya berupaya mengisolasi pemerintahan Presiden Vladimir Putin di badan global itu.

Thomas-Greenfield dalam sebuah wawancara pada Rabu (1/2/2023) di kantor pusat Bloomberg di Washington, mengakui bahwa upaya untuk mengisolasi Rusia terkendala pada hak veto yang dimiliki Rusia pada Dewan Keamanan PBB.

Dia pun menyoroti tentara bayaran swasta yang untuk pasukan Valdimir Putin di Ukraina, Grup Wagner. Menurutnya, tentara bayaran ini tidak hanya terlibat dalam perang Rusia versus Ukraina, tapi juga di Benua Afrika.

AS akan mencari cara baru untuk melawan dampak kelompok itu di Ukraina dan Afrika.

“Apa yang mereka lakukan di Afrika tidak dapat diterima,” kata Thomas-Greenfield.

AS memahami bahwa beberapa negara Afrika memiliki masalah keamanan yang perlu ditangani, tambahnya.

“Tetapi Grup Wagner bukanlah entitas yang dapat melakukan itu untuk mereka.”

Meskipun AS telah membuat kemajuan di PBB pada beberapa bidang, seperti memberikan bantuan kemanusiaan ke Suriah, Thomas-Greenfield menyuarakan rasa frustrasi bahwa hak veto Rusia dan China pada pengambilan keputusan Dewan Keamanan menghalangi solusi untuk konflik Ukraina dan Korea Utara.

Dia mengatakan, bahwa invasi Rusia ke Ukraina dan gangguan pasokan pangan global yang diakibatkannya telah berdampak buruk pada kelaparan di Afrika dan di Timur Tengah.

“Ini adalah hubungan yang, menurut saya, tegang,” kata Thomas-Greenfield tentang interaksi dengan Rusia dan China di Dewan Keamanan.

Pekerjaan PBB hampir terhenti pada masalah-masalah termasuk Ukraina, Iran, dan di tempat lain mengingat perpecahan yang muncul di antara anggota pemegang hak veto. AS, Inggris, dan Prancis di satu sisi, sementara China serta Rusia di sisi lain.

Grup Wagner

AS meluncurkan sanksi baru terhadap Grup Wagner pekan lalu dalam upaya menumpulkan kemampuan Rusia untuk berperang di Ukraina.

Departemen Keuangan AS melabeli Wagner sebagai organisasi kriminal transnasional yang signifikan dan menargetkan perusahaan China yang menyediakan pesanan citra satelit atas lokasi di Ukraina, membantu operasi tempur Wagner.

Departemen keuangan juga memberikan sanksi kepada beberapa entitas yang berafiliasi dengan Wagner di Republik Afrika Tengah.

Thomas-Greenfield juga menyerukan perombakan Dewan Keamanan untuk mengurangi dampak Moskow. Dia mengatakan, Dewan yang terdiri dari lima anggota tetap dan 10 anggota bergilir itu juga harus memiliki anggota tambahan.

“Kita harus menemukan jalan ke depan,” kata Thomas-Greenfield.

“Saatnya reformasi.”

Tekanan China

Thomas-Greenfield juga mengatakan China menekan negara-negara lain untuk mencegah mereka berbicara tentang catatan hak asasi manusia (HAM).

“Apa yang saya lihat adalah tekanan berlebihan pada pemerintah untuk mencegah mereka menghadiri pertemuan tentang topik-topik seperti catatan hak asasi China terhadap populasi minoritas Uyghur di wilayah Xinjiang,” katanya.

“Kami telah melihat China mengambil pendekatan yang lebih proaktif untuk terlibat dengan orang Afrika di benua Afrika,” tambahnya.

Namun dari kunjungannya baru-baru ini ke benua itu , dia yakin bahwa para pemimpin Afrika memiliki Amerika di dalam hati mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper