Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia: Barat Sadar AS Pemicu Konflik di Ukraina

Jubir Kemlu Rusia Maria Zakharova mengatakan Barat mulai menyadari AS sebagai pemicu konflik di Ukraina.
Prajurit Ukraina berdiri di lokasi setelah serangan rudal Rusia di pasar di desa Shevchenkove, wilayah Kharkiv, Ukraina, pada 9 Januari. Bloomberg/Sergey Bobok/AFP/Getty Images
Prajurit Ukraina berdiri di lokasi setelah serangan rudal Rusia di pasar di desa Shevchenkove, wilayah Kharkiv, Ukraina, pada 9 Januari. Bloomberg/Sergey Bobok/AFP/Getty Images

Bisnis.com, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia, Maria Zakharova mengatakan bahwa Barat mulai menyadari provokasi Washington atau Amerika Serikat (AS) yang menciptakan situasi saat ini di Ukraina

Pihaknya mengatakan pernyataan tersebut kepada saluran Soloviev Live TV di Rusia, pada Selasa (31/1/2023). 

"Ternyata, pada dasarnya, situasi di sekitar Ukraina diprovokasi oleh Amerika Serikat, tetapi bukan kami yang mulai menyadarinya," katanya. 

Dia menekankan bahwa telah menyadarinya sejak lama dan mencoba memberitahu semua orang selama bertahun-tahun. 

"Kami memahaminya sejak lama dan telah mencoba memberi tahu semua orang tentang hal itu selama bertahun-tahun," lanjutnya, seperti dilansir dari TASS, Rabu (1/2/2023). 

Namun menurutnya, para ahli kini mulai menyadarinya dan mengklaim bahwa semua karena provokatif dari AS. 

"Para ahli, para ilmuwan politik dan jurnalis di Barat mulai menyadarinya, dengan malu-malu atau bahkan dengan gigih mengatakan bahwa itu semua tampaknya dimulai dengan tindakan provokatif, dan tindakan provokatif itu jelas dilakukan oleh Washington," tambahnya. 

Pada saat mencoba menjelaskan provokasi tersebut, diplomat itu mencatat bahwa Perjanjian Minsk menyoroti upaya pemalsuan terhadap hukum internasional.  Menurutnya, pernyataan yang dibuat-buat dengan sengaja selama ini menjadi dasar proses pengambilan keputusan masyarakat internasional.

“Ada negara yang ternyata tidak berencana untuk mengimplementasikan apapun dan sekarang mereka mengatakannya secara langsung, sehingga mereka perlu dimintai pertanggungjawaban,” katanya.

Mantan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengatakan bahwa Normandy Format, yang dibuat untuk menemukan solusi damai atas konflik di tenggara Ukraina, adalah tiruan diplomatik. 

Pada Desember lalu, mantan Kanselir Jerman, Angela Merkel dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Die Zeit mengungkapkan bahwa Perjanjian Minsk adalah upaya mengulur waktu Ukraina untuk menjadi lebih kuat. 

Menurutnya, jelas bagi semua orang bahwa konflik telah dibekukan dan masalah belum terselesaikan, tetapi ini memberikan waktu yang berharga bagi Ukraina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper