Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Al-Quran Dibakar di Swedia, Turki Buka Penyelidikan terhadap Rasmus Paludan

Turki membuka penyelidikan terhadap Rasmus Paludan, pelaku pembakar Al-Quran di Swedia.
Seorang jamaah mengibarkan bendera Iran di depan plakat anti-Holocaust saat menghadiri protes atas pembakaran Al-Quran setelah upacara Salat Jumat Teheran di masjid Agung Imam Khomeini, 27 Januari 2023. Para jamaah berteriak anti-AS, anti-Israel, dan slogan-slogan anti-Swedia saat mengambil bagian dalam protes atas pembakaran Alquran di Swedia. (Foto oleh Morteza Nikoubazl/NurPhoto)TIDAK MENGGUNAKAN PRANCIS
Seorang jamaah mengibarkan bendera Iran di depan plakat anti-Holocaust saat menghadiri protes atas pembakaran Al-Quran setelah upacara Salat Jumat Teheran di masjid Agung Imam Khomeini, 27 Januari 2023. Para jamaah berteriak anti-AS, anti-Israel, dan slogan-slogan anti-Swedia saat mengambil bagian dalam protes atas pembakaran Alquran di Swedia. (Foto oleh Morteza Nikoubazl/NurPhoto)TIDAK MENGGUNAKAN PRANCIS

Bisnis.com, JAKARTA - Kantor Kejaksaan Agung Ankara di Turki telah membuka penyelidikan terhadap Rasmus Paludan, pembakar Al-Qur'an di dekat kedutaan Turki di Stockholm, Swedia

Pihak lain yang juga akan diselidiki yaitu politisi Belanda Edwin Wagensveld, yang mencabik-cabik salinan Al-Qur'an di Den Haag pada pekan lalu. 

Penyelidikan tersebut dilakukan karena aksi Paludan terhadap upaya merusak Al-Qur'an yang dilakukannya di Swedia dan Wagensveld di Belanda pada pekan lalu. 

Selain itu, kantor kejaksaan akan menyelidiki lebih lanjut Edwin Wagensveld, pemimpin gerakan sayap kanan Patriotik Eropa Melawan Islamisasi Barat (PEGIDA), yang aktif di Belanda. 

Pada 22 Januari lalu, dia merobek salinan Al-Qur'an di Den Haag, Belanda. Penyelidikan telah dibuka atas sejumlah tuduhan, seperti dilansir dari TASS, Rabu (1/2/2023). 

Penyelidikan tersebut juga termasuk upaya menghasut permusuhan dan perselisihan, pelanggaran nilai-nilai agama dan penghinaan terhadap keyakinan publik.

Aksi tercela Paludan itu telah menyebabkan skandal serius antara Turki dan Swedia. 

Pada pidatonya sebelum membakar Al-Qur'an, Paludan mengkritik Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dan memajang kartun Nabi Muhammad. 

Setelah itu, Erdogan mengatakan bahwa Swedia tidak seharusnya mengharapkan dukungan Ankara untuk keanggotaan NATO.

“Mereka yang mengizinkan penistaan agama seperti itu di depan kedutaan kami (di Stockholm) tidak dapat lagi mengharapkan dukungan kami untuk keanggotaan NATO mereka,” kata Erdogan pada Senin (23/1/2023). 

Menteri Luar Negeri dan Pertahanan Turki juga membuat pernyataan serupa, bahwa Swedia tidak akan mendapatkan dukungan untuk menjadi anggota NATO. 

Saat ini, proses persetujuan keanggotaan NATO Swedia telah ditangguhkan. Jika Swedia dan Finlandia ingin bergabung dengan aliansi tersebut, maka parlemen Turki harus menyetujui RUU.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper