Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pentagon Kerahkan Jet Tempur Buru Balon 'Telik Sandi' China

Sebuah balon yang diduga mata-mata China terbang di langit Amerika Serikat (AS), hanya beberapa hari sebelum kunjungan Blinken.
Komplek Pentagon di Washington, AS, tampak dari atas pesawat Air Force One, 29 Maret 2018./REUTERS-Yuri Gripas - RC125AF3E6D0
Komplek Pentagon di Washington, AS, tampak dari atas pesawat Air Force One, 29 Maret 2018./REUTERS-Yuri Gripas - RC125AF3E6D0

Bisnis.com, JAKARTA - Pentagon mencurigai bahwa balon yang diduga mata-mata China terbang di langit Amerika Serikat (AS) beberapa hari sebelum Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Beijing.

Melansir Reuters pada Jumat (3/2/2023), salah satu petinggi Pentagon Brigadir Jenderal Patrick Ryder mengungkapkan bahwa dugaan itu muncul usai pihaknya melacak keberadaan balon yang terbang di atas benua Amerika.

"Balon tersebut saat ini melayang di ketinggian di atas lalu lintas udara komersial dan tidak menimbulkan ancaman militer atau fisik bagi orang-orang di darat," jelas Patrick.

Patrick menambahkan bahwa untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, pihaknya telah mengerahkan sebuah jet tempur. Namun demikian, para pejabat militer AS meminta penerbangnya tidak menghancurkan balon-balon itu untuk menghindari ancaman yang lebih serius bagi warga AS.

Pesawat tempur itu, lanjut Patrick, hanya mengamati keberadaan balon ketika memasuki wilayah AS. Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Kanada juga telah mendeteksi keberadaan balon-balon yang diduga mata-mata China itu.

Hubungan China dan AS memang sering berada di dalam ketegangan. Mereka terlibat perang urat syaraf soal Laut China Selatan hingga Taiwan.

AS sendiri mulai menganggap China sebagai ancaman. China saat ini adalah kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia. Mereka juga memiliki sumber daya militer yang melampaui negara-negara lainnya di dunia, kecuali AS.

Direktur CIA William Burns di sebuah acara di Universitas Georgetown, Washington, secara blak-blakan menyebut China sebagai tantangan geopolitik terbesar yang dihadapi Amerika Serikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper