Bisnis.com, JAKARTA - Pentagon mencurigai bahwa balon yang diduga mata-mata China terbang di langit Amerika Serikat (AS) beberapa hari sebelum Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Beijing.
Melansir Reuters pada Jumat (3/2/2023), salah satu petinggi Pentagon Brigadir Jenderal Patrick Ryder mengungkapkan bahwa dugaan itu muncul usai pihaknya melacak keberadaan balon yang terbang di atas benua Amerika.
"Balon tersebut saat ini melayang di ketinggian di atas lalu lintas udara komersial dan tidak menimbulkan ancaman militer atau fisik bagi orang-orang di darat," jelas Patrick.
Patrick menambahkan bahwa untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, pihaknya telah mengerahkan sebuah jet tempur. Namun demikian, para pejabat militer AS meminta penerbangnya tidak menghancurkan balon-balon itu untuk menghindari ancaman yang lebih serius bagi warga AS.
Pesawat tempur itu, lanjut Patrick, hanya mengamati keberadaan balon ketika memasuki wilayah AS. Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Kanada juga telah mendeteksi keberadaan balon-balon yang diduga mata-mata China itu.
Hubungan China dan AS memang sering berada di dalam ketegangan. Mereka terlibat perang urat syaraf soal Laut China Selatan hingga Taiwan.
AS sendiri mulai menganggap China sebagai ancaman. China saat ini adalah kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia. Mereka juga memiliki sumber daya militer yang melampaui negara-negara lainnya di dunia, kecuali AS.
Direktur CIA William Burns di sebuah acara di Universitas Georgetown, Washington, secara blak-blakan menyebut China sebagai tantangan geopolitik terbesar yang dihadapi Amerika Serikat.