Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Finlandia Sebut Rusia Terlibat Aksi Pembakaran Al-Quran di Swedia

Menlu Finlandia Pekka Haavisto mengatakan dugaan hubungan pelaku pembakaran Al-Quran Rasmus Paludan dengan Rusia telah diselidiki.
Seorang pengunjuk rasa menarik gerobak yang di depannya ada boneka Recep Tayyip Erdogan dalam demonstrasi Anti NATO dan anti Turki pada Sabtu (21/1/2023) di Stockholm, Swedia./Bloomberg/Getty Images-Jonas Gratzer
Seorang pengunjuk rasa menarik gerobak yang di depannya ada boneka Recep Tayyip Erdogan dalam demonstrasi Anti NATO dan anti Turki pada Sabtu (21/1/2023) di Stockholm, Swedia./Bloomberg/Getty Images-Jonas Gratzer

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Finlandia menduga bahwa Rusia kemungkinan terlibat dalam aksi protes yang melibatkan pembakaran Al-Quran di luar Kedutaan Besar Turki di Swedia pekan lalu.

Sebelumnya, Rasmus Paludan, seorang aktivis sayap kanan yang memiliki kewarganegaraan ganda Denmark dan Swedia, membakar kitab suci Al-Quran di luar Kedutaan Besar Turki di pusat kota Stockholm tersebut pada Sabtu (21/1/2023).

Aksi ini memicu amarah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan menantang masuknya Swedia ke dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO.

Menlu Finlandia Pekka Haavisto mengatakan dugaan hubungan Paludan dengan Rusia telah diselidiki dan koneksi tertentu di sekitarnya telah ditemukan. Namun, dia tidak mengonfirmasi keterlibatan Rusia. Kementerian Luar Negeri Rusia belum menanggapi pernyataan Haavisto tersebut.

“Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah ada pihak ketiga, misalnya Rusia atau pihak lain, yang melakukan sabotase keanggotaan Swedia di NATO dan ingin memprovokasi untuk mencapai hal tersebut. Ini tidak bisa dimaafkan," kata Haavisto seperti dilansir Bloomberg, Minggu (29/1/2023).

Pemerintah Swedia belum berkomentar secara terbuka mengenai hubungan antara Paludan dan Rusia, tetapi Perdana Menteri Ulf Kristersson minggu ini mencatat adanya kekuatan-kekuatan yang mungkin ingin menjauhkan negara itu NATO.

"Ada kekuatan-kekuatan baik di dalam maupun di luar Swedia yang ingin menghalangi keanggotaan Swedia di NATO,” kata Kristersson.

Media Swedia sebelumnya melaporkan bahwa izin Paludan untuk melakukan demonstrasi tersebut dibayar oleh Chang Frick, seorang jurnalis dan aktivis yang juga bekerja sebagai pekerja lepas untuk Ruptly, anak perusahaan dari media milik pemerintah Rusia, RT. Frick membantah memiliki hubungan dengan pemerintah Rusia.

Paludan mengatakan kepada sebuah situs berita sayap kanan sebelum insiden tersebut bahwa tujuannya adalah untuk mempromosikan kebebasan berekspresi. Ia pernah dihukum karena rasisme dan pencemaran nama baik di Denmark dan terkenal karena sejumlah aksi pembakaran Al-Quran yang memicu protes dan kerusuhan di daerah pinggiran kota Swedia tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper