Bisnis.com, JAKARTA - Ketegangan antara Israel dan otoritas Palestina meningkat setelah bentrokan mematikan di Tepi Barat, dan situasi memburuk membayangi kunjungi Menteri Luar Negeri Ameriak Serikat (AS) Antony Blinken minggu depan.
Melansir Bloomberg, Sabtu (28/1/2023), baku tembak dengan tentara Israel di kota Jenin pada Kamis (26/1/2023) menyebabkan delapan militan dan satu warga sipil tewas.
Ini adalah salah satu korban tewas harian tertinggi di Tepi Barat dalam beberapa tahun dan memicu serangan balasan dari kedua belah pihak, yang tidak menimbulkan korban baru.
Kekerasan menambah ketegangan domestik dan menciptakan latar belakang yang sulit bagi kunjungan Blinken untuk bertemu dengan pemerintahan baru Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
“Masyarakat internasional dan AS mengawasi Israel karena pemerintahan baru,” kata Gayil Talshir, seorang ilmuwan politik di Hebrew University.
“Ini adalah pemerintahan sayap kanan yang lebih ekstremis daripada yang pernah dimiliki Israel.”
Baca Juga
Pemerintah koalisi Netanyahu disumpah sebulan lalu setelah berjanji untuk menerapkan kebijakan seperti melonggarkan aturan tembakan terbuka untuk beberapa pasukan keamanan.
Pemerintahan baru, yang mencakup beberapa tokoh sayap kanan, juga mengusulkan perluasan atau pembangunan lebih banyak permukiman di Tepi Barat, tempat warga Palestina berusaha mendirikan negara merdeka.
Hamas - gerakan Islam yang menguasai Gaza - memperingatkan Israel akan "membayar harga untuk pembantaian" di Jenin.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas,memutuskan hubungan keamanan dengan Israel, sebuah langkah ancaman selama bertahun-tahun tetapi belum dilakukan sampai sekarang.
“Situasinya menuju konfrontasi yang lebih luas,” kata Jehad Harb, seorang peneliti di Pusat Penelitian Kebijakan dan Survei Palestina.
Berakhirnya ikatan keamanan akan mendorong kaum muda untuk lebih berkonfrontasi dengan pihak Israel. Pertarungan mungkin tetap pada level rendah. Sejauh ini pembalasan berupa unjuk kekuatan yang seringkali tanpa korban.