Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Joe Biden Janji Kirim 100 Kendaraan Lapis Baja Stryker ke Ukraina

Joe Biden berencana mengirim senjata ke Ukraina saat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenksy mencari bantuan dari sekutu.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berbicara melalui tautan video di Davos pada 18 Januari 2023./Bloomberg
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berbicara melalui tautan video di Davos pada 18 Januari 2023./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berencana mengirim senjata ke Ukraina saat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenksy berupaya mencari bantuan dari sekutu.

AS berniat mengirim sekitar 100 kendaraan lapis baja Stryker dalam paket bantuan militer selanjutnya ke Ukraina yang mencapai US$2,5 miliar seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (19/1/2023).

Pihaknya bersiap mengirim paket itu sebagai bagian bantuan dari sekutu barat untuk Ukraina yang ditetapkan pada Jumat (20/1/2023).

Rencana itu muncul ketika pejabat Ukraina, termasuk Presiden Zelensky, mendesak sekutu untuk menyediakan lebih banyak tank tempur, artileri, dan sistem rudal jarak jauh untuk membantu mengusir invasi Rusia.

Ukraina mendesak sekutu Barat pada Kamis (19/1/2023) untuk bergegas memasok tank dan pertahanan udara ke Kyiv.

Kepala Administrasi Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak mengatakan bahwa negaranya saat ini tak memiliki waktu.

"Kami tidak punya waktu, dunia tidak punya waktu saat ini," kata Andriy Yermak di aplikasi Telegram, seperti dilansir dari CNA, Kamis (19/1/2023).

Dia mengatakan bahwa pasokan itu bertaruh dengan nyawa warga Ukraina di garis depan atas lambatnya diskusi di Ibu Kota asing.

"Kami membayar kelambatan dengan nyawa rakyat Ukraina kami. Seharusnya tidak seperti itu," tambahnya.

Sekutu Barat bertemu di Pangkalan Udara Ramstein Jerman pada Jumat (20/1/2023), dengan fokus pada Berlin yang akan mengizinkan tank tempur Leopard 2 dipasok ke Kyiv untuk membantu mengusir pasukan Rusia.

“Masalah tank untuk Ukraina harus ditutup secepat mungkin. Sama seperti pertanyaan tentang sistem pertahanan udara tambahan,” lanjut Yermak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper