Bisnis.com, JAKARTA— Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan tantangan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dalam acara Rapat Konsolidasi Nasional dalam Rangka Kesiapan Pelaksanaan Tahapan Pemilu Serentak Tahun 2024 di Ancol, Jakarta Utara, Jumat (2/12/2022).
Menurutnya Pemilu 2024 diselenggarakan di tengah kondisi ekonomi global yang diliputi oleh ketidakpastian.
“Kita harus memiliki perasaan yang sama mengenai ini, ekonomi global yang sulit diprediksi sulit, dihitung sulit, dikalkulasi [sulit],” kata Jokowi dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (2/12/2022).
Kepala Negara menyampaikan semakin banyak negara yang menjadi ‘pasien’ International Monetary Fund (IMF) untuk berhutang. Tidak hanya itu banyak negara yang mengantre untuk meminta bantuan pada lembaga tersebut.
“Kita harus memiliki perasaan yang sama bahwa sekarang kita tidak berada pada posisi yang normal tetapi pada posisi yang abnormal karena pandemi diawali oleh pandemi perang di Ukraina ketegangan geopolitik muncul,” katanya.
Belum lagi, lanjut Jokowi, banyak persoalan-persoalan baru yang muncul akibat kondisi tersebut. Seperti krisis pangan, krisis energi krisis finansial, dan krisis biaya hidup di semua negara.
Baca Juga
“Inilah yang kita harus memiliki perasaan yang sama. Bahwa saat ini keadaan dunia sedang sulit dan semua kepala negara pusing kepalanya Indonesia tidak, Alhamdulillah,” kata Jokowi.
Presiden kemudian menyinggung posisi Indonesia yang masuk dalam jejeran negara di G20 dengan pertumbuhan ekonomi terbaik. Meskipun demikian, dia juga mengatakan harus berhati-hati, jangan sampai kebijakan sekecil apapun justru menimbulkan kesalahan.
“Waspada jangan sampai membuat kebijakan sekecil apapun yang salah sehingga kita terpeleset menjadi sulit ini yang harus kita pertahanka. Oleh sebab itu stabilitas politik betul-betul harus kita jaga,” ungkapnya,
Dia pun meminta KPU untuk memanfaatkan anggaran dengan cermat dan efisien. Terlebih dalam kondisi ekonomis yang penuh ketidakpastian tersebut.
“Saya titip KPU harus bekerja dengan efisien memanfaatkan anggarannya dengan cermat dan efisien mengatur skala-skala prioritas yang memang harus,” katanya.
Terakhir, Jokowi juga meminta supaya KPU memperkuat pendidikan politik bagi para kontestan maupun masyarakat. Hal tersebut menurutnya sangat penting untuk mengajak para peserta untuk melakukan Pemilu yang damai.
“Pemilu yang jujur, pemilu yang berintegritas dan menolak tindakan-tindakan yang tidak terpuji yang mencederai demokrasi. Menyebar fitnah menyebar ujaran kebencian politik uang dan yang lain-lainnya kita harus mendorong kampanye berkualitas yang menyehatkan demokrasi kita,” ungkapnya.