Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan seorang presiden harus tetap netral menjelang Pemilu 2024 yang tinggal sekitar 15 bulan lagi.
JK berpendapat, sebagai orang yang sudah dua menjabat kepala negara, Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus menjamin berjalannya demokrasi yang baik.
“Sebagai presiden, kepala negara, tentu menjaga demokrasi itu terus berjalan dengan baik. Seperti presiden yang sudah dua kali, tentu betul-betul netral, betul-betul menjaga kehidupan supaya sesuai dengan undang-undang,” ujar JK saat berbincang dengan Rocky Gerung dalam siaran kanal YouTube RGTV channel IDE, dikutip Jumat (25/11/2022).
Dia mengakui, semua orang punya pilihan masing-masing untuk calon presiden (capres) nantinya. Meski begitu, menurutnya, seorang presiden tak boleh menunjukkannya kepada publik.
“Ya semua orang bisa punya preferensi, tapi tidak boleh sebagai presiden,” jelas JK.
Meski begitu, JK juga yakin Jokowi merupakan seorang demokrat yang menjunjung tinggi asas kemauan rakyat. Apalagi, lanjutnya, Jokowi sering menyatakan demikian.
Baca Juga
“Pak Jokowi yang selalu menyatakan kita jaga demokrasi, kita jaga konstitusi, kita jaga kemauan rakyat. Ya artinya beliau sebenarnya demokrat, yang penting pelaksanaannya harus seperti itu,” ungkap JK.
Sebelumnya, saat memberikan sambutan di acara HUT Perindo, Jokowi berkelakar bahwa pada Pemilu 2024 merupakan jatah bakal capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto, sebab menteri pertahanan tersebut sudah dua kali kalah dalam pemilihan presiden.
"Saya ini dua kali menjadi Wali Kota Solo menang, kemudian ditarik di Jakarta sekali menang. Selanjutnya, dua kali di Pemilu Presiden, menang. Mohon maaf Pak Prabowo, kelihatannya setelah ini [Pilpres 2024] jatah Pak Prabowo," ujar Jokowi disambut teriakan penonton di iNews Tower, Senin (7/11/2022).