Bisnis.com, JAKARTA - Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengecam aksi penembakan ke arah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia Ukraina, yang kini tengah berada di bawah kendali Rusia, pada Sabtu (21/11/2022) malam.
Kepala IAEA Rafael Grossi menyampaikan, aksi penembakan yang berlangsung hingga Minggu (21/11/2022) itu, telah menyebabkan berbagai kerusakan pada sejumlah bagian bangunan, sistem, hingga fasilitas yang ada di pembangkit listrik Zaporizhzhia.
"Siapa pun di balik ini, harus segera dihentikan. Seperti yang sudah saya katakan berkali-kali sebelumnya, Anda bermain api," terang Rafael dikutip dari The Guardian, Senin (21/11/2022).
Menurut Rafael, dunia harus segera menyetujui dan menerapkan zona keselamatan dan keamanan nuklir di area sekitar pembangkit listrik Zaporizhzhia.
Pasalnya, aksi tersebut menjadi aksi yang sangat meresahkan dan tentu akan menyebabkan kerusakan yang lebih besar jika rudal terus menghantam pembangkit listrik tersebut.
Sementara itu, baik Moskow dan Kyiv, keduanya telah saling menuduh terkait pihak yang melakukan serangan ke arah Zaporizhzhia. Mereka kembali saling menyalahkan pada Minggu (20/11/2022).
"Mereka menembaki tidak hanya kemarin tetapi juga hari ini, mereka menembaki bahkan sekarang," terang Penasihat Kepala Operator Tenaga Nuklir Rusia, Renat Karchaa, kepada kantor berita Rusia Tass, Minggu (20/11/2022).
Karchaa menyampaikan, ada 15 serangan udara yang dikirimkan oleh Ukraina. Salah satu tembakan tersebut bahkan telah berhasil menghantam fasilitas penyimpanan di Zaporizhzhia.
Di sisi lain, Ukraina yang tak terima dengan tuduhan yang disampaikan Rusia, menyatakan bahwa negara tersebut merupakan pihak yang bertanggung jawab atas penembakan yang berlangsung pada akhir pekan minggu lalu itu.
Perusahaan Energi Nuklir Ukraina, Energoatom, melaporkan 12 serangan ke arah infrastruktur Zaporizhzhia. Mereka menyebut bahwa serangan ini dimaksudkan untuk melumpuhkan infrastruktur yang dibutukan untuk menghidupkan kembali unit daya ke-5 dan 6 serta pemulihan produksi daya untuk kebutuhan Ukraina.