Bisnis.com, JAKARTA – Ledakan dahsyat mengguncang daerah di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina selama beberapa hari terakhir. International Atomic Energy Agency menyebutkan ledakan itu menyebabkan berbagai kerusakan di lokasi tersebut
Seperti dilaporkan oleh Bloomberg, Minggu (20/11/2022), kerusakan terlihat di beberapa bangunan dan peralatan penunjang PLTN. Meskipun demikian, International Atomic Energy Agency menyebutkan sejauh ini tidak ada ancaman yang berarti terhadap keselamatan dan keamanan nuklir di PLTN tersebut.
Adapun lebih dari selusin ledakan terdengar dalam waktu singkat pada Minggu (20/11/2022) pagi waktu setempat. Anggota tim pemantau International Atomic Energy Agency, yang berada di Zaporizhzhia sejak September, mengatakan mereka melihat beberapa ledakan dari jendela mereka..
Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas penembakan sporadis di sekitar pabrik atom terbesar di Eropa selama berbulan-bulan, dan melakukannya lagi pada hari Minggu.
"Berita dari tim kami kemarin dan pagi ini sangat mengganggu. Siapa pun yang berada di balik ini, harus segera dihentikan,” kata Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi.
Tentara Rusia mengeluarkan pernyataan yang menyalahkan Ukraina atas penembakan itu.
Baca Juga
“Ukraina tidak menghentikan provokasinya yang bertujuan menciptakan ancaman bencana buatan manusia.”
Meskipun demikian, efek negatif terhadap radiasi dinilai tetap normal.
Energoatom, regulator nuklir Ukraina, mengatakan di Telegram bahwa pasukan Rusia telah menyerang fasilitas itu, antara lain menyebabkan kerusakan pada jembatan penghubung, tangki penyimpanan air desalinasi kimia dan sistem pembersihan generator uap.
Kerusakan itu terjadi ketika pembangkit listrik Ukraina berjuang untuk tetap menyala bagi jutaan orang setelah berminggu-minggu serangan rudal dan pesawat tak berawak Rusia terhadap fasilitas listrik di seluruh negeri.
“Rusia menargetkan dan menonaktifkan infrastruktur yang sangat dibutuhkan untuk meluncurkan unit daya ke-5 dan ke-6 dan untuk memulihkan produksi listrik untuk jaringan Ukraina,” kata Energoatom.
Pembangkit listrik telah dikendalikan oleh Rusia sejak tak lama setelah invasi Moskow pada 24 Februari, tetapi terus dioperasikan oleh personel Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada bulan September menyatakan pabrik itu bagian dari Rusia, di tengah aneksasi yang lebih luas di wilayah Zaporizhzhia.
IAEA telah mendesak Ukraina dan Rusia untuk menyetujui zona keselamatan dan keamanan di sekitar Zaporizhzhia, tetapi tidak berhasil. Tembakan artileri dan tembakan di sekitarnya telah berulang kali memutuskan fasilitas dari jaringan listrik, yang menimbulkan risiko keselamatan.