Bisnis.com, JAKARTA - Pejabat Ukraina mengatakan bahwa pasukan militernya telah menyerang pertahanan Rusia di wilayah selatan Kherson.
Serangan itu dilakukan karena pihak berwenang pro-Rusia terus menerus menekan warga sipil untuk segera pergi meninggalkan Kherson.
Anggota Dewan Regional Kherson, Serhii Khlan menyampaikan bahwa pasukan Ukraina telah menyerang sistem pertahanan udara Rusia di dekat stadion di Kota Kherson.
Sistem pertahanan udara Rusia juga selama ini digunakan untuk menghancurkan Mykolaiv, terkadang menimbulkan efek yang menghancurkan.
Pihak Khlan juga mengunggah foto-foto yang terlihat menunjukkan sisa-sisa peralatan militer. Selain itu, ia juga mengatakan terdapat serangan lanjutan di daerah jembatan Antonivskyi.
Di jembatan tersebut, pasukan Rusia dan pemerintah pro-Rusia telah mengoperasikan kapal feri dan jembatan ponton (terapung) untuk menyalurkan pasukan militer ke tepi barat, tempat di mana ribuan tentara Rusia.
Baca Juga
Sementara itu, Khlan mengatakan bahwa di kota Kakhovka di tepi timur Sungai Dnipro, terdapat tiga jalan terdekat dengan sungai, yang kini diblok secara paksa.
Khlan menyampaikan bahwa Rusia di wilayah tersebut sedang menggali dan berupaya mendirikan parit beton, seperti dilansir dari CNN pada Kamis (3/11/2022).
Lebih lanjut, Khlan menegaskan bahwa Rusia yang saat ini menggali di tepi timur dan mempersiapkan pertahanan, tentu akan membuat serangan yang dilakukan Ukraina kedepannya menjadi sulit.
Meski begitu, Khlan mengatakan bahwa gerakan perlawanan dari Angkatan Bersenjata Ukraina tak gentar dan akan terus berjuang.
Adapun Khlan mengungkap bahwa pihak berwenang yang didukung Rusia telah meninggalkan Kota Kherson, yang terletak di tepi barat, untuk mendirikan kantor di kota Skadovsk, lebih dekat ke Krimea.
"Mengenai evakuasi yang mendesak dan wajib yang diminta oleh Rusia, orang-orang kami tidak akan pergi ke mana pun," kata Khlan.
Khlan menjelaskan bahwa penduduk setempat akan lebih memilih untuk tetap tinggal jika pilihannya harus pergi ke wilayah Rusia.
"Jika penduduk setempat tidak memiliki kesempatan untuk pergi ke wilayah yang tidak diduduki (yang dikuasai Ukraina) atau memutuskan untuk tetap tinggal di rumah, mereka pasti tidak ingin pergi ke Rusia," kata Khlan.