Bisnis.com, SOLO - Belakangan ini, Rusia menjadikan drone Kamikaze sebagai salah satu senjata andalan mereka.
Hal tersebut lantaran drone Kamikaze bisa terbang lebih rendah sehingga tepat sasaran.
Selain itu, drone Kamikaze yang diduga buatan Iran juga tak terdeteksi oleh radar milik Ukraina. Sejak 10 Oktober lalu, Rusia telah mengirimkan ratusan drone Kamikaze ke beberapa wilayah di Ukraina.
Meski bentuknya kecil, namun Kamikaze mampu membawa senjata peledak yang cukup mampu meluluhlantahkan kota.
Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada hari Selasa bahwa 30 persen pembangkit listrik Ukraina telah dihancurkan dalam serangan pesawat tak berawak sejak 10 Oktober 2022.
Serangan drone Rusia ini diklaim menyebabkan "pemadaman besar-besaran" di seluruh negeri.
Walikota Kyiv, Vitali Klitschko, mengatakan Rusia meluncurkan 28 drone dengan lima ledakan terdengar selama kurun waktu tersebut.
Ukraina telah memeringatkan Rusia agar tidak menggunakan drone itu lagi. Namun bukan cuma Ukraina yang ketar-ketir, ternyata AS juga.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan jika mereka melarang keras Rusia membeli lagi drone Kamikaze dari Iran.
“Kami percaya bahwa Rusia telah menerima lusinan pesawat tanpa awak (drone) ini sejauh ini dari Iran, dengan potensi yang lebih besar dalam pengerjaan,” kata Blinken.
“Kami melarang lalu lintas gelap senjata, termasuk pesawat tanpa awak (drone), di mana pun kami dapat melihatnya, menemukannya, dan melarang mereka,” kata Blinken.