Bisnis.com, SOLO - Presiden Korea Utara, Kim Jong-un, kembali jadi bahan pembicaraan setelah menembakkan rudal ke timur laut Jepang.
Penembakan ini merupakan yang pertama dikirim melintasi kepulauan Jepang dalam hampir lima tahun terakhir.
Rudal ini kembali ditembakkan hanya beberapa hari setelah meluncurkan rudal balistik ke Laut Jepang meskipun telah menimbulkan protes dari dunia internasional.
Sebuah sumber pemerintah Jepang mengatakan rudal itu mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang sekitar 3.000 kilometer timur negara itu di Samudra Pasifik setelah terbang sejauh 4.000 km.
Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan Jepang "memprotes keras" terhadap peluncuran rudal terbaru, yang disebutnya "keterlaluan."
Ini adalah kali ketujuh Korea Utara meluncurkan rudal di atas negara Jepang, terakhir mereka melalukan hal serupa yakni pada September 2017 lalu.
Baca Juga
Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno mengatakan pada konferensi pers bahwa setelah melintasi timur laut Jepang, rudal itu diyakini telah jatuh di Samudra Pasifik di luar ZEE Jepang sekitar pukul 7:44 pagi.
Militer Korea Selatan mengatakan Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak menengah ke arah timur dari Mupyong-ri di provinsi utara Jagang.
Meski tidak ada korban jiwa dan harta benda, namun keputusan Kim Jong-un untuk menembak rudal ke arah Jepang ini tidak bisa dibenarkan.
Hubungan dengan China
Menariknya, penembakan ini dilakukan tak berapa lama setelah Korea Utara dikabarkan PDKT ke China.
Kim Jong-un belum lama ini berharap China masih akan terus meneruskan kerjasama dengan Korea Utara.
Dalam sebuah pesan kepada Presiden China Xi Jinping, Kim menulis "partai dan pemerintah kedua negara saling mendukung dan mengukir sejarah persahabatan dan solidaritas yang tak terkalahkan di pikiran mereka untuk membela dan memuliakan pencapaian sosialis," menurut pejabat Rodong Sinmun.