Bisnis.com, JAKARTA - Para perwira intelijen dan komandan militer Rusia dilaporkan melarikan diri dari Krimea, wilayah Ukraina selatan yang diduduki Rusia jauh sebelum awal invasi.
Menurut pejabat intelijen pertahana Ukraina, mereka mulai mengungsi dan segera memukimkan kembali keluarga mereka ke wilayah Rusia.
Pejabat itu melaporkan bahwa ada warga negara Rusia yang secara diam-diam mencoba menjual rumah mereka. Mereka juga segera mengevakuasi kerabat mereka dari semenanjung yang telah dikuasai Rusia pada 2014 tersebut.
Sementara itu, wakil menteri pertahanan Ukraina Hanna Maliar mengatakan bahwa sejak 6 September lalu, pasukan Ukraina telah merebut kembali lebih dari 300 permukiman di wilayah Kharkiv dan mengambil kembali lebih dari 3.800 kilometer persegi (1.467 mil) wilayah pendudukan Rusia.
"Sedikitnya 150.000 orang Ukraina hidup di bawah pendudukan Rusia di beberapa daerah selama invasi," katanya dikutip dari TheGuardian.com.
Dia menambahkan bahwa angka itu adalah yang baru dikonfirmasi dan jumlah sebenarnya hampir dua kali lipat.
Baca Juga
Meskipun Ukraina merayakan kemenangan luar biasa yang telah dicapai militernya dalam serangan balasan yang dramatis, tetapi para pejabat tetap menghadapi tantangan di depan di wilayah yang baru diduduki.
Lesia Vasylenko, seorang anggota parlemen Ukraina berbicara tentang penemuan mayat militer Ukraina yang dipenggal dan kotoran manusia di mana-mana.
Penjarahan yang meluas juga terjadi dan teror terhadap remaja yang masih terlalu takut untuk meninggalkan ruang bawah tanah mereka masih berlangsung.
"Pembebasan mengungkap banyak kejahatan. Seolah-olah kita berada di ambang ratusan, jika bukan, ribuan Bucha dalam skala yang lebih kecil,” kata Vasylenko, merujuk pada kuburan massal sipil dan bukti penyiksaan yang ditemukan di Bucha ketika pasukan Ukraina merebut kembali wilayah Kyiv.
Pejabat Ukraina mengatakan ada ruang penyiksaan yang didirikan oleh militer Rusia di Balakliia. Sementara itu, Serhiy Bolvinov, kepala Departemen Investigasi Kepolisian Nasional Wilayah Kharkiv, mengatakan bahwa 40 orang telah ditahan selama pendudukan.