Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diserang Balik Ukraina, Rusia Cari Dukungan ke China

Rusia menderita kekalahan mengejutkan di Ukraina, Moskow memanfaatkan dukungan Beijing untuk invasinya menjelang pertemuan Putin dan Xi Jinping.
Xi Jinping/Reuters
Xi Jinping/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Saat pasukan Rusia menderita serangkaian kekalahan mengejutkan di Ukraina, Moskow memanfaatkan dukungan Beijing untuk invasinya menjelang pertemuan penting antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin China Xi Jinping pekan ini.

Pasukan Rusia terpaksa meninggalkan kota strategis Izium, benteng utama mereka di timur laut Ukraina, pada Sabtu (9/9/2022) setelah serangan balasan Ukraina yang cepat.

Pukulan balik itu adalah kekalahan terburuk Moskow sejak mundur dari Kyiv pada Maret dan sebuah tanda bahwa perang memasuki fase baru.

Selama seminggu terakhir, pasukan Ukraina telah merebut kembali lebih dari 3.000 kilometer persegi wilayah atau lebih dari yang telah direbut pasukan Rusia dalam semua operasi mereka sejak April.

Di Rusia, pejabat senior Rusia dan China bersatu untuk membuka jalan bagi pertemuan yang diharapkan antara Putin dan Xi di sela-sela KTT regional di Uzbekistan sebagai pertemuan tatap muka pertama mereka sejak invasi Rusia ke Ukraina, dan menurut Parlemen Rusia, seorang pemimpin senior China telah menyuarakan dukungan eksplisit untuk perang Rusia di Ukraina.

Namun, klaim itu tidak termasuk dalam pernyataan dari pihak China dan bertentangan dengan upaya Beijing sebelumnya untuk mempertahankan sikap netral.

Pada Kamis (8/9/2022) dan Jumat (9/9/2022), legislator top China Li Zhanshu, sekutu dekat Xi dan pemimpin peringkat ketiga Partai Komunis China, bertemu dengan Vyacheslav Volodin, Ketua Duma Negara Rusia.

Sejumkah anggota parlemen Rusia juga turut serta bertemu di Moskow setelah menghadiri pertemuan forum ekonomi di Vladivostok.

Menurut pernyataan dari Duma Negara, Li meyakinkan anggotanya bahwa China memahami dan mendukung Rusia pada isu-isu yang mewakili kepentingan vitalnya, khususnya pada situasi di Ukraina.

"Kami melihat bahwa Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya memperluas kehadiran mereka di dekat perbatasan Rusia dan secara serius mengancam keamanan nasional dan kehidupan warga Rusia. Kami sepenuhnya memahami perlunya semua tindakan yang diambil oleh Rusia yang bertujuan untuk melindungi kepentingan utamanya kami memberikan bantuan," kata Li seperti dikutip CNN.com, Selasa (13/9/2022).

"Mengenai masalah Ukraina, kami melihat bagaimana mereka menempatkan Rusia dalam situasi yang tak masuk akal dan dalam hal ini Rusia membuat pilihan penting dan merespons dengan tegas," tambahnya.

Beijing dengan tegas menolak mengutuk invasi Rusia ke Ukraina atau bahkan menyebutnya sebagai "perang." Sebaliknya, China telah berulang kali menyalahkan NATO dan Amerika Serikat atas konflik tersebut.

Namun sebelumnya, para pejabat China belum secara terbuka mendukung "kebutuhan" invasi Rusia, atau mengakui bahwa Beijing "memberikan bantuan."

Menurut kantor berita resmi Xinhua, Li menyatakan kesediaan China untuk "terus bekerja dengan Rusia untuk saling mendukung secara tegas dalam masalah-masalah yang menyangkut kepentingan inti dan keprihatinan utama masing-masing.

Li juga mengkritik sanksi terhadap Rusia dan menyerukan kerja sama yang lebih besar dengan Moskow pada "perang melawan campur tangan eksternal, sanksi dan yurisdiksi lengan panjang," menurut Xinhua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper