isnis.com, JAKARTA - Komando militer Rusia menangguhkan pengiriman unit baru pasukannya ke Ukraina setelah serangan balasan yang dramatis dalam beberapa hari terakhir oleh pasukan Ukraina, sehingga mengubah bentuk perang yang membuat Moskow terguncang.
Pernyataan itu disampaikan bagian Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina menyusul penguasaan kembali sejumlah wilayah yang sebelumnya dikuasai pasukan Rusia.
“Komando militer Federasi Rusia telah menangguhkan pengiriman unit baru yang sudah terbentuk ke wilayah Ukraina,” kata pejabat di halaman Facebook staf umum seperti dikutip TheGuardian.com, Selasa (13/9/2022).
Disebutkan, bahwa saat ini tingkat kepercayan pasukan Rusia kepada para komandannya menurun.
“Situasi saat ini di tingkat operasi lapangan adalah adanya ketidakpercayaan terhadap komandan yang lebih tinggi, sehingga membuat sejumlah besar sukarelawan dengan tegas menolak tugas yang diperintahkan ke medan tempur,” menurut pernyataan itu.
Pada bagain lain juga disebutkan, bahwa situasi dipengaruhi oleh informasi tentang jumlah pasukan sebenarnya yang tewas.
Baca Juga
Selain itu, kerugian dari perusahaan militer swasta dan mereka yang dimobilisasi dari wilayah yang diduduki tidak diperhitungkan, menurut dokumen tersebut.
Situasi kian memburuk karena kondisi rumah sakit tidak mampu mengurus pasukan yang cidera. Begitu juga dengan waktu yang tidak diberikan kepada pasukan untuk menjalani rehabilitasi sebelum mereka turun kembali ke medan tempur.
Dalam laporan lainnya, pasukan Rusia telah meninggalkan persediaan amunisi dan logistik lainnya setelah serangan balasan Ukraina selama berhari-hari di Kharkiv Oblast, menurut media Kyiv Independent.
Penduduk Oblast Kharkiv yang dibebaskan dari Zaliznychne mengatakan kepada Washington Post bahwa orang-orang Rusia menjatuhkan senjata mereka ke tanah ketika melarikan diri. Beberapa di antara mereka melompat ke sepeda curian dan mencoba melewati penduduk setempat.
Kerugian kendaraan juga cukup besar dari pasukan Rusia. Banyak foto di Kharkiv Oblast menunjukkan aset Rusia yang ditinggalkan, mulai dari tank tempur utama hingga kendaraan rekayasa, mortir self-propelled, dan truk pasokan.
Analis Jakub Janovsky memperkirakan bahwa Rusia kehilangan total 336 kendaraan tempur di negara itu dari 7-11 September 2022.
Sebanyak 102 kendaraan hilang pada 11 September saja yang kebanyakan dari mereka di Kharkiv Oblast.