Bisnis.com, JAKARTA - Iran menyatakan siap untuk terus bekerja sama dengan pengawas nuklir PBB. Namun, pesawat tak berawak (drone) miliknya tak akan ragu menghantam kota-kota besar di Israel jika diplomasi menyelamatkan pakta nuklir 2015 gagal dan Israel mengancam menyerang situs nuklir Iran.
Berbicara setelah sejumlah negara Eropa menyatakan frustrasi dengan niat Teheran untuk menyelamatkan perjanjian, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mendesak Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk tidak menyerah atas tekanan Israel.
Dewan Gubernur IAEA bertemu pada hari Senin (12/9/2022), 3 bulan setelah mengadopsi resolusi yang mendesak Iran untuk memberikan jawaban yang kredibel atas penyelidikan terhadap jejak uranium di tiga lokasi di Iran. Sementara itu, Iran menyatakan penyelidikan itu bermotif politik.
Pada hari Sabtu lalu, Prancis, Inggris dan Jerman menyatakan bahwa mereka meragukan niat Iran untuk menghidupkan kembali kesepakatan yang membatasi program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi. Akan tetapi komentar itu disanggah Teheran.
"Iran mengumumkan kerja sama konstruktifnya dengan badan tersebut sebagai kewajibannya. Sementara, Iran memiliki kewajiban, tetapi juga memiliki hak," kata Kanaani dalam konferensi pers yang disiarkan televisi seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (12/9/2022).
Kanaani menambahkan, Iran mengharapkan tindakan konstruktif dari IAEA dan anggota dewan pemerintahan sebagai timbal balik.
Baca Juga
Lebih lanjut, setelah 16 bulan pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan Washington, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan bahwa pada Agustus lalu blok tersebut telah memberikan tawaran terakhir untuk mengatasi kebuntuan untuk menghidupkan kembali perjanjian tersebut.
Kemudian, pada awal bulan ini, Iran mengirimkan tanggapan terbarunya terhadap teks yang diusulkan Uni Eropa. Namun, Diplomat Barat menyatakan bahwa hal itu adalah sebuah langkah mundur, dengan Teheran berusaha menghubungkan kebangkitan kesepakatan dengan penutupan penyelidikan IAEA ke dalam jejak uranium.
Kanaani pun merespons dengan menyebut pernyataan Eropa tersebut 'tidak konstruktif'.
"Baik AS maupun Eropa harus membuktikan bahwa mereka tidak mengutamakan kepentingan rezim Zionis [Israel] saat mengambil keputusan politik," katanya.
Kepala pasukan darat Iran Brigadir Jenderal Kiomars Heidari mengatakan pada hari Senin bahwa Teheran telah mengembangkan pesawat tak berawak bunuh diri jarak jauh. Pesawat itu dirancang untuk menyerang Tel Aviv, Haifa, di Israel, berdasarkan laporan kantor berita Mehr.