Bisnis.com, SOLO - Bukan hal baru jika banyak warga Korea Utara yang memutuskan untuk melarikan diri dari negaranya.
Rezim yang otoriter, masalah ekonomi, dan kelangkaan pangan membuat beberapa warga nekat untuk lari ke China, karena merupakan negara terdekat mereka.
Meski demikian, jumlah pembelot turun setelah perbatasan antara China dan Korea Utara ditutup pada awal 2020 untuk menghentikan penyebaran COVID-19.
Apabila Kim Jong-un kembali membuka perbatasam, Al Arabiya melaporkam China akan mendeportasi beberapa warga Korut yang lari ke wilayahnya.
Meski demikian, hal tersebut ditentang oleh Duta Besar Korea Selatan, Lee Shin-wha.
Menurut Shin-wa, warga Korea Utara yang melarikan diri ingin kehidupan yang lebih baik dan sesama anggota PBB, China wajib membantu mereka.
Baca Juga
Pakar PBB selama bertahun-tahun telah mengkritik China karena mengirim kembali pembelot Korea Utara.
“Jika perbatasan dibuka kembali, mungkin ada banyak pengungsi yang menghadapi pemulangan paksa, dan itu harus dicegah,” katanya dalam konferensi pers di Seoul.
Lee juga menawarkan Beijing melakukan "diplomasi diam-diam".
Diplomasi ini dilakukan agar China mematuhi prinsip non-refoulement yang mewajibkan negara-negara tuan rumah untuk menahan diri dari mengembalikan pencari suaka atau pengungsi ke China.