Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengenakan pakaian adat ketika menyampaikan pidato Kenegaraan Tahunan dalamSidang Tahunan MPR RI yang digelar, Selasa (16/8/2022) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Presiden Jokowi hadir mengenakan pakaian adat berwarna hijau muda, sedangkan Ibu Iriana Joko Widodo mengenakan baju terusan panjang berwarna merah muda.
Berdasarkan keterangan Biro Pers Istana, pakaian adat yang dikenakan Presiden Jokowi berasal dari Provinsi Bangka Belitung. Pakaian adat berwarna hijau tersebut merupakan Baju Paksian asal Provinsi Bangka Belitung.
Pakaian adat tersebut berwarna dominan hijau dan memiliki motif "pucuk rebung". Motif tersebut melambangkan kerukunan, sementara warna hijau dipilih karena mengandung filosofi kesejukan, harapan, dan pertumbuhan.
Sementara itu, Ibu Iriana tampil anggun dengan mengenakan kebaya berwarna pink lengkap dengan hijab berwarna senada. Penampilan Ibu Iriana tersebut dilengkapi dengan kain batik berwarna cokelat.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi kerap kali memakai baju adat daerah tertentu saat menyampaikan pidato kenegaraan.
Melihat kembali ke belakang, Presiden Jokowi pada tahun lalu mengenakan busana adat dari suku Baduy, Banten. Kemudian, busana adat Sabu, NTT pada 2020 dan busana adat Sasak, NTB pada 2019 lalu.
Tak hanya pada saat sidang tahunan MPR RI saja, Presiden Jokowi juga kerap memakai busana adat daerah pada HUT RI.
Dalam unggahan Presiden Jokowi hari ini, Senin (15/8/2022) di akun Instagram resmi @jokowi, dia mengunggah sebuah video singkat bertuliskan
"Apakah baju adat yang akan dikenakan Presiden Jokowi saat HUT RI ke-77?". "Selamat pagi. Puncak peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI tinggal dua hari lagi. Seperti tahun-tahun yang lalu, saya dan Ibu Negara akan datang ke upacara dengan busana adat daerah," tulisnya, dikutip Senin (15/8/2022).
Asal tahu saja, pada 2019 lalu Presiden Jokowi mengenakan busana adat Bali saat HUT RI ke-74. Kemudian, busana adat NTT pada 2020 dan busana adat Lampung pada 2021.
"Pilihannya sungguh banyak, sebanyak jumlah suku di Nusantara," ujarnya.