Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Rusia Vs Ukraina: Zelensky Sebut Serangan Rudal di Pelabuhan Odesa Barbarisme

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam serangan rudal Rusia Pelabuhan Odesa, dan menyebutnya sebagai barbarisme.
Presiden Joko Widodo (tengah) berjalan bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Istana Maryinsky, di Kyiv, Ukraina, Rabu (29/6/2022). ANTARA FOTO/Setpres/Agus Suparto
Presiden Joko Widodo (tengah) berjalan bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Istana Maryinsky, di Kyiv, Ukraina, Rabu (29/6/2022). ANTARA FOTO/Setpres/Agus Suparto

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam serangan rudal Rusia di Pelabuhan Odesa, dan menyebutnya sebagai barbarisme.

Serangan rudal di pusat pelabuhan Ukraina yang terikat dengan kesepakatan ekspor biji-bijian telah menghancurkan senjata yang dipasok negara Barat.

Serangan itu terjadi hanya satu hari setelah pihak yang bertikai mencapai kesepakatan untuk melakukan kegiatan ekspor dari fasilitas tersebut.

Turki, yang membantu menengahi kesepakatan, menyatakan segera setelah rudal jelajah ganda menghantam kawasan itu, bahwa pihaknya telah menerima jaminan dari Moskow bahwa pasukan Rusia tidak bertanggung jawab.

Akan tetapi, Kementerian Pertahanan Rusia membatalkan bantahan itu dengan mengatakan serangan tersebut telah menghancurkan kapal militer Ukraina dan senjata yang dikirim oleh Washington.

"Rudal jarak jauh presisi tinggi yang diluncurkan dari laut telah menghancurkan kapal perang Ukraina yang berlabuh dan persediaan rudal anti-kapal yang dikirim oleh Amerika Serikat ke rezim Kyiv," katanya seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (25/7/2022).

"Pabrik dan tempat perawatan senjata tentara Ukraina juga rusak, katanya menambahkan.

Serangan itu telah merusak kesepakatan bersejarah yang disepakati dengan persiapan selama berbulan-bulan negosiasi dan ditandatangani di Istanbul untuk meredakan krisis pangan global.

Sementara itu,  Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memulai tur ke beberapa negara di Afrika dan pada persinggahan  pertamanya di Mesir berusaha meyakinkan rekannya Sameh Shoukry bahwa pasokan biji-bijian Rusia akan terus berlanjut.

Harga sereal di Afrika, benua termiskin di dunia di mana persediaan makanan sangat terbatas, melonjak karena kemerosotan ekspor.

Lavrov, yang akan mengunjungi Uganda, Ethiopia, dan Kongo-Brazzaville dalam tur tersebut, mengatakan kepada Shoukry bahwa Rusia akan memenuhi pesanan biji-bijian.

"Kami mengonfirmasi komitmen eksportir produk sereal Rusia untuk memenuhi pesanan mereka secara penuh," katanya dalam sebuah konferensi pers.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper