Bisnis.com, JAKARTA — Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ditembak ketika dirinya berpidato di salah satu acara politik di Nara, Jumat (8/7/2022).
Lahir pada 21 September 1954, Abe merupakan seorang politikus Jepang yang diketahui berasal dari keluarga politik terkemuka di negeri sakura tersebut.
Silsilah keluarganya cukup menunjukkan bahwa Abe lahir dan tumbuh dari lingkungan yang kental dengan dunia perpolitikan. Kakeknya, Kishi Nobusuke merupakan seorang PM Jepang yang menjabat selama tiga tahun lamanya, dimulai pada 1957-1960.
Dikutip dari britannica, setelah menamatkan pendidikannya di Universitas Seikei Tokyo pada 1977, Abe melanjutkan perjalanan pendidikannya di Jurusan Ilmu Politik Universitas of Southern California, Los Angeles.
Sejak kepulangannya ke Jepang pada 1979, Abe mulai aktif melakukan aksi politik di Partai Liberal Demokrat (LDP) dan selanjutnya memulai pekerjaan sebagai sekretaris pribadi ayahnya, Abe Shintaro, yang merupakan seorang menteri luar negeri Jepang.
Abe kembali melanjutkan perjalanan perpolitikannya dengan memenangkan kursi di Majelis Rendah Parlemen, kemudian memegang berbagai jabatan pemerintahan.
Baca Juga
Dia kerap banyak dukungan dari berbagai pihak setelah Abe menunjukkan penentangan keras terhadap pemerintah Korea Utara, terlebih ketika negara tersebut mengungkapkan bahwa mereka telah menculik sebanyak 13 warga negara Jepang pada 1970-an.
Setelah PM Koizumi Junichrio secara terpaksa meninggalkan jabatannya, Abe kemudian menggantikan posisi Koizumi pada 2006 dan menjadi tahun pertama Abe untuk menjabat sebagai PM Jepang.
Namun, hanya berumur satu tahun, Abe lantas mengundurkan diri dari posisi tersebut pada 12 September 2022 dan digantikan oleh Yasuo Fukuda.
Pada 26 Desember 2012, Abe kembali menempati posisi sebagai PM Jepang, setelah partai asalnya yakni Partai Demokrat Liberal (LDP) memenangkan pemilu pada Desember 2012.
Setelah hampir delapan tahun mempertahankan posisinya, Abe harus mengundurkan diri untuk kedua kalinya karena masalah kesehatan yang dideritanya dan secara resmi meninggalkan jabatan PM Jepang pada 28 Agustus 2020.