Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Negara OPEC Naikkan Produksi Minyak, namun Gagal Tekan Produksi Rusia

Kartel minyak OPEC dan sekutunya sepakat meningkatkan produksi minyak mentah di tengah lonjakan permintaan global, tetapi gagal menekan kontribusi dari Rusia.
Fasilitas produksi minyak Rusia di Vankorskoye, Siberia./Antara-Reuters
Fasilitas produksi minyak Rusia di Vankorskoye, Siberia./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Kartel minyak OPEC dan sekutunya sepakat meningkatkan produksi minyak mentah di tengah lonjakan permintaan global, tetapi gagal menekan kontribusi dari Rusia, meskipun negara itu masih melakukan invasi ke Ukraina.

Menteri yang mewakili 13 anggota OPEC dan 10 produsen non-OPEC yang dipimpin oleh Rusia, atau dikenal dengan OPEC+, menyatakan bahwa mereka akan meningkatkan produksi hampir 650.000 barel per hari pada bulan Juli dan Agustus.

Angka itu hampir dua pertiga lebih banyak dari kenaikan yang direncanakan sebelumnya sekitar 400.000 barel sehari.

Laporan awal pekan ini menunjukkan bahwa kartel itu sedang mempertimbangkan untuk mengecualikan Rusia dari kuota di masa depan sebagaimana dikutip TheGuatdian.com, Jumat (3/6/2022).

Langkah itu seharusnya akan membuka peluang bagi Arab Saudi dan Uni Emirat Arab untuk memompa lebih banyak minyak, tetapi OPEC menghentikan langkah tersebut.

Harga minyak mentah Brent naik tipis 5 persen setelah pengumuman itu ke posisi US$116,94 per barel.

Anggota OPEC mengatakan mereka telah mencatat pelonggaran kembali kegiatan ekonomi di di pusat-pusat ekonomi global utama, tetapi gagal menyebutkan dampak dari konflik Ukraina yang telah menyebabkan embargo minyak terhadap Rusia dan mendorong permintaan minyak dari produsen lain.

Pelonggaran penguncian Covid-19 di seluruh dunia juga menambah tekanan pada pasokan bahan bakar.

Lonjakan permintaan telah membuat harga energi naik sehingga mendorong inflasi ke level tertinggi dalam 40 tahun di Inggris Raya. Kondisi itu juga memicu krisis biaya hidup yang membuat banyak rumah tangga berjuang untuk menutupi biaya kebutuhan dasar.

Pertemuan OPEC kemarin adalah yang pertama sejak Uni Eropa menyetujui embargo parsial pada minyak mentah Rusia awal pekan ini dengan harapan "memotong sumber pembiayaan yang sangat besar untuk mesin perangnya".

Meskipun sanksi akan segera menghantam 75 persen impor minyak Rusia ke UE, dan berdampak pada 90 persen pada akhir tahun, namun minyak yang diangkut melalui pipa Druzhba akan dibebaskan dari larangan.

Hal itu merupakan konsesi kunci untuk Hungaria dan negara-negara Uni Eropa tengah lainnya termasuk Republik Ceko dan Slovakia yang sangat bergantung pada minyak Rusia.

Bloomberg Economics menghitung bahwa Moskow masih akan menerima US$285 miliar (£226 miliar) tahun ini untuk ekspor bahan bakar fosilnya, termasuk gas yang sangat diandalkan oleh negara-negara Eropa.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper