Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Tuduh AS Perpanjang Perang di Ukraina Lewat Bantuan Rudal Terbaru

Rusia menuduh AS berusaha untuk memperpanjang perang di Ukraina setelah Presiden Joe Biden mengatakan akan memasok Kyiv dengan rudal jarak jauh terbaru.
Menlu Rusia Sergei Ryabkov/Reuters
Menlu Rusia Sergei Ryabkov/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Rusia menuduh Amerika Serikat (AS) berusaha untuk memperpanjang perang di Ukraina setelah Presiden Joe Biden mengatakan akan memasok Kyiv dengan rudal jarak jauh terbaru.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan AS "sengaja menambahkan bahan bakar ke api" dengan pengiriman senjata terbaru.

Dia menyebut, bahwa pasokan seperti itu tidak berkontribusi pada upaya Ukraina untuk melanjutkan negosiasi damai.

Secara terpisah, Pemerintah Jerman berjanji untuk mengirim sistem pertahanan udara ke Ukraina sebagaimana dikutip BBC.com, Kamis (2/6/2022).

Kanselir Olaf Scholz mengatakan kepada anggota parlemen bahwa sistem IRIS-T adalah yang paling modern yang dimiliki Jerman dan akan memungkinkan Ukraina untuk mempertahankan seluruh kota dari serangan udara Rusia.

Adapun, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengecam pengiriman itu. Dia mengatakan langkah Biden akan meningkatkan risiko "negara ketiga" terseret ke dalam konflik.

Rudal jarak jauh itu untuk membantu pasukan Ukraina menyerang pasukan musuh dengan lebih tepat dari jarak yang lebih jauh.

AS sebelumnya tidak bersedia menyediakan senjata karena takut dapat digunakan untuk melawan target di Rusia, tetapi AS mengatakan Kyiv telah memberikan jaminan bahwa hal itu tidak akan terjadi.

Biden mengatakan bantuan senjata mematikan itu akan memperkuat posisi negosiasi Kyiv melawan Rusia selain membuat solusi diplomatik lebih mungkin.

Seorang pejabat senior AS mengatakan paket senjata baru itu akan mencakup empat Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi M142 (HIMARS).

“Ini adalah sistem berpemandu presisi dengan jangkauan yang lebih jauh. Jadi ini untuk target bernilai tinggi yang memungkinkan mereka menjaga tekanan atas pasukan Ukraina di garis depan. Kami pikir sistem ini akan sangat berguna,” ujar Wakil Menteri Pertahanan Colin Kahl.

Sistem senjata itu dapat meluncurkan beberapa rudal presisi pada target sejauh 70km (45 mil) atau lebih jauh dari artileri yang dimiliki Ukraina saat ini.

Demikian juga dengan akurasinya yang lebih baik daripada senjata sejenis buatan Rusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper