Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Perkuat Uni Eropa Hadapi Rusia, Denmark Satukan Kebijakan Pertahanan

Denmark akan menyatukan kebijakan pertahanannya dengan Uni Eropa setelah menggelar referendum bersejarah.
John Andhi Oktaveri
John Andhi Oktaveri - Bisnis.com 02 Juni 2022  |  06:44 WIB
Perkuat Uni Eropa Hadapi Rusia, Denmark Satukan Kebijakan Pertahanan
Bendera Denmark - pixabay

Bisnis.com, JAKARTA - Denmark akan menyatukan kebijakan pertahanannya dengan Uni Eropa setelah menggelar referendum bersejarah yang menandakan perubahan terbaru negara Nordik itu untuk memperkuat hubungan pertahanan dalam menanggapi invasi Rusia ke Ukraina.

Selama in, Denmark adalah satu-satunya anggota UE yang bukan bagian dari kebijakan pertahanan dan keamanan blok tersebut.

Referendum itu menandai untuk pertama kalinya pemerintah berhasil menghapus salah satu dari beberapa pengecualian yang dijamin dalam referendum 1993 tentang Perjanjian Maastricht.

Hasil akhir menunjukkan hampir 67 persen pemilih mendukung penghapusan pilihan keluar dari apa yang disebut Kebijakan Keamanan dan Pertahanan Bersama (CSDP) UE. Keputusan itu menunjukkan dukungan terbesar dalam referendum tentang masalah terkait UE di Denmark. Sekitar 33 persen pemilih yang disurvei menentang.

Pemungutan suara untuk menghapuskan “pilihan keluar” adalah kemenangan bagi mereka yang mendukung kerja sama Uni Eropa yang lebih besar, sementara mereka yang menentang berpendapat bahwa pakta pertahanan Uni Eropa kaku dengan sistem birokrasi dan bahwa partisipasi Denmark dalam operasi militer Uni Eropa akan terlalu mahal.

"Kami telah mengirim sinyal ke sekutu kami di NATO, di Eropa. Dan kami telah mengirim sinyal yang jelas kepada (Presiden Rusia Vladimir) Putin," kata Perdana Menteri Mette Frederiksen pada Rabu (1/6/2022) malam setelah sebagian besar suara telah dihitung.

"Ketika Putin menyerang negara yang bebas dan merdeka, ketika Putin mengancam perdamaian dan stabilitas, kita semua bergerak lebih dekat," kata Frederiksen seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (2/6/2022).

Meskipun bukan hasil yang akan memiliki implikasi praktis besar bagi Uni Eropa, namun hasil refendum itu akan dilihat secara positif di Brussel, kata Christine Nissen, peneliti di Institut Studi Internasional Denmark.

"Ini adalah bagian dari tren umum saat ini, di mana negara-negara bergerak lebih dekat," kata Nissen.

Dalam perubahan kebijakan bersejarah, Swedia dan Finlandia bulan ini memutuskan untuk mengajukan keanggotaan NATO, sementara Denmark dan Jerman telah berjanji untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan secara tajam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

nato denmark Perang Rusia Ukraina
Editor : Nancy Junita

Artikel Terkait



Berita Terkini

back to top To top