Bisnis.com, JAKARTA – Diplomat Rusia mengingatkan Amerika Serikat (AS) bahwa bantuan untuk Ukraina ibarat “menuangkan minyak ke api”.
Dikutip dari Aljazeera.com, Senin (25/4/2022), Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov mengatakan, agar AS berhenti mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina.
Dia memperingatkan bahwa pengiriman senjata Barat mengobarkan konflik dan akan menyebabkan lebih banyak kerugian.
Invasi Rusia sejak 24 Februari 2022 ke Ukraina telah menewaskan ribuan orang, membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal dan menimbulkan kekhawatiran akan konfrontasi yang lebih luas antara Rusia dan Amerika Serikat - sejauh ini dua kekuatan nuklir terbesar di dunia.
AS telah mengenyampingkan pengiriman pasukannya sendiri atau NATO ke Ukraina, tetapi Washington dan sekutu Eropanya telah memasok senjata ke Kyiv seperti drone, artileri berat Howitzer, anti-pesawat Stinger dan rudal anti-tank Javelin.
Anatoly Antonov, mengatakan pengiriman senjata semacam itu ditujukan untuk melemahkan Rusia, tetapi meningkatkan konflik di Ukraina sambil merusak upaya untuk mencapai kesepakatan damai.
Baca Juga
Bantuan AS
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menjanjikan Ukraina bantuan militer senilai US$322 juta setelah bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy di Kyiv.
Mereka juga mengatakan diplomat AS akan mulai kembali ke kota barat Lviv dalam pekan mendatang.
Beberapa lokasi di Ukraina tengah dan barat telah terkena serangan Rusia, termasuk lima stasiun kereta api dan dua kota di wilayah Vinnytsia, kata pihak berwenang setempat.
Kementerian pertahanan Rusia telah mengumumkan gencatan senjata di sekitar pabrik baja Azovstal di Mariupol untuk memungkinkan evakuasi warga sipil.
Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) telah menyerukan pembebasan anggota yang ditahan di Ukraina yang dikuasai separatis.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Rusia sedang merencanakan referendum bertahap di kota selatan Kherson untuk membenarkan invasi.