Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menlu Retno Bertemu Menlu Turki, Bahas G20 Hingga Ukraina

Menlu RI Retno Marsudi mengatakan Indonesia dan Turki sepakat untuk mengintensifkan komunikasi, terutama terkait situasi di Ukraina dan G20.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersiap mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersiap mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Turki Mevlüt Çavusoglu di Ankara, pada Jumat, 22 April 2022. 

Kedua Menlu membahas berbagai isu bilateral dan global, seperti kerja sama ekonomi dan kesehatan, Ukraina, G20, hingga Palestina.

“Dengan presidensi Indonesia di G20 dan keketuaan Turki di MIKTA, kita memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi dunia," kata Menlu Retno dalam pernyataan persnya, Sabtu (23/4/2022).

Menlu Retno mengatakan kedua negara sepakat meningkatkan kerja sama untuk pemulihan dari pandemi, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi. Perdagangan bilateral Indonesia-Turki di tahun 2021 mencapai US$2,01 miliar atau meningkat 51,86 persen dibanding tahun sebelumnya.

“Saya harap perjanjian Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA) dapat segera diselesaikan untuk semakin meningkatkan peluang kerja sama antara kedua negara," ujar Retno.

Terkait isu Ukraina, Menlu Retno mengapresiasi peran Turki dalam mendorong perundingan perdamaian, dan menegaskan kembali pentingnya segera menghentikan perang dan mendorong cara-cara damai untuk mencapai resolusi atas konflik.

Retno mengatakan kedua pihak memiliki pandangan yang sama bahwa perang telah mengakibatkan dampak yang signifikan tidak saja pada kemanusiaan, tapi juga berdampak pada stabilitas dan ketahanan pangan dan energi dunia. Oleh karena itu, semua negara memiliki kewajiban untuk turut berkontribusi menciptakan enabling environment sehingga perdamaian dapat segera tercipta.

“Perdamaian diharapkan tercapai melalui meja perundingan," ujar Retno.

Terkait G20, kedua Menlu sepakat atas pentingnya memajukan prioritas G20 dalam mengatasi pandemi, menciptakan ketahanan kesehatan global, dan mendorong transformasi digital dan transisi energi.

Sebagai pemegang presidensi G20, Indonesia akan terus bekerja, menjalin komunikasi dan konsultasi dengan semua negara anggota agar di tengah situasi dunia yang sangat sulit ini, G20 tetap dapat bekerja dan berkontribusi secara signifikan bagi upaya dunia untuk pulih dari pandemi dan mengatasi dampak perang di Ukraina. 

Menlu Turki menyampaikan kembali dukungan kuat Turki terhadap presidensi dan prioritas Indonesia di G20. Kedua Menlu juga sepakat untuk melakukan pertemuan MIKTA (Mexico, Indonesia, Korea, Turki dan Australia) di sela-sela pertemuan para Menlu G20, yang direncanakan dilakukan di bulan Juli 2022. 

Kedua Menlu juga sepakat untuk mengintensifkan komunikasi, terutama terkait situasi di Ukraina dan G20.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper