Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) mengancam akan memboikot Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 di Bali, Indonesia pada November 2022. Hal tersebut dipicu rencana kedatangan Rusia dalam gelaran tersebut.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI menyebut bahwa Indonesia sebagai Presidensi G20, berkewajiban untuk mengundang negara anggota, terlepas dari apa yang terjadi saat ini.
“Sebaiknya dilihat sebagai satu tantangan untuk dicarikan bersama solusinya,” ujar Juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah saat dihubungi Bisnis, Minggu (17/4/2022).
Menurutnya, Indonesia saat ini terus berkonsultasi dengan negara anggota G20 terkait kehadiran Rusia dalam KTT di Bali pada November mendatang.
“Itu sebabnya Ibu Menlu (Retno Marudi) terus lakukan banyak konsultasi dengan negara-negara anggota G20,” tuturnya.
Adapun, terkait dampak jika Amerika tidak menghadiri KTT G20, Teuku enggan berkomentar lebih lanjut. Dia hanya meminta agar terus memantau perkembangan ke depannya.
“Kita lihat saja ke depannya,” ucapnya.
Untuk diketahui, rencana Putin hadir dalam KTT G20 diumumkan Duta Besar Rusia di Jakarta Lyudmila Georgievna Vorobieva pada Rabu (23/3) lalu.
Vorobieva mengumumkan rencana kehadiran Putin di G20 seiring dengan desakan sejumlah negara untuk mengeluarkan Rusia dari kelompok G20 sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina.
"Tidak hanya G20, banyak organisasi berusaha untuk mengusir Rusia. Reaksi Barat benar-benar tidak proporsional," kata duta besar Vorobieva.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyampaikan Rusia telah diundang untuk menghadiri pertemuan G20 pekan depan di Washington.
Wempi Saputra, staf ahli di Kementerian Keuangan Indonesia, menyampaikan Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov dan Gubernur bank sentral Elvira Nabiullina memiliki hak untuk menghadiri pertemuan secara virtual atau fisik, karena Indonesia tidak dalam posisi untuk tidak mengundang anggota tanpa konsensus.
Indonesia, yang memegang jabatan kepresidenan G20 bergilir, mengatakan delegasi Rusia telah diundang untuk bergabung dalam pertemuan kepala keuangan global di Washington minggu depan, meskipun ada tekanan untuk mengecualikan negara itu karena perangnya di Ukraina.
"Indonesia juga sedang berdiskusi apakah akan mengundang perwakilan dari Ukraina yang akan berpidato di negara-negara G-20 tentang dampak perang terhadap prospek ekonomi dunia," ujar Saputra seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (15/4/2022).