Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Update Perang Rusia-Ukraina: Rudal Tembak Stasiun, Rakyat Angkat Senjata

Masyarakat sipil Ukraina ikut mengangkat senjata setelah adanya serangan rudal di stasiun yang menewaskan 52 jiwa.
Jumlah korban tewas akibat serangan roket ke stasiun kereta api di Kota Kramatorsk, Ukraina terus meningkat. Data terbaru memperlihatkan bahwa korban tewas mencapai 52 orang dan sekitar 100 orang lainnya dirawat./Bloomberg
Jumlah korban tewas akibat serangan roket ke stasiun kereta api di Kota Kramatorsk, Ukraina terus meningkat. Data terbaru memperlihatkan bahwa korban tewas mencapai 52 orang dan sekitar 100 orang lainnya dirawat./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Para sukarelawan mempersenjatai diri untuk bergabung dengan garis depan melawan pasukan Rusia yang diperkirakan akan berkumpul kembali di Ukraina timur.

Hal tersebut usai sebuah rudal menghantam stasiun kereta api yang dipenuhi pengungsi pada hari Jumat, di kota Barkinkove, Ukraina, di sebelah barat Kramatorsk.

Korban tewas akibat pemboman stasiun kereta api di Kramatorsk telah meningkat menjadi 52 jiwa. Dilansir Channelnewsasia pada Minggu (10/4/2022) Rusia menyangkal bertanggung jawab, dengan mengatakan rudal yang bertanggung jawab atas serangan itu hanya digunakan oleh militer Ukraina.

Ukraina mengatakan lebih dari 4.500 orang telah dievakuasi dari kota-kotanya melalui koridor kemanusiaan. Pertukaran tahanan ketiga sedang berlangsung

Kyiv mengatakan 26 warga Ukraina kembali ke rumah setelah pertukaran tahanan dengan Rusia.

“Atas perintah Presiden Zelenskyy, pertukaran tahanan ketiga terjadi. Dua belas prajurit kami kembali ke rumah, termasuk satu perwira wanita, ”kata wakil perdana menteri Iryna Vereshchuk di Telegram.

Empat belas warga sipil termasuk sembilan wanita juga dalam perjalanan pulang, tambahnya.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dia berkomitmen untuk mendesak perdamaian saat dia memperbarui permohonannya kepada negara-negara untuk mengirim lebih banyak senjata menjelang lonjakan pertempuran yang diperkirakan terjadi di timur negara itu.

Dia membuat komentar dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press sehari setelah setidaknya 52 orang tewas dalam serangan di sebuah stasiun kereta api di kota timur Kramatorsk.

“Tidak ada yang mau bernegosiasi dengan orang atau orang yang menyiksa bangsa ini. Itu semua bisa dimengerti. Dan sebagai seorang pria, sebagai seorang ayah, saya sangat memahami hal ini,” kata Zelenskyy. Tetapi “kami tidak ingin kehilangan peluang, jika kami memilikinya, untuk solusi diplomatik”.

“Kita harus berjuang, tapi berjuang untuk hidup. Anda tidak bisa berjuang untuk debu ketika tidak ada apa-apa dan tidak ada orang. Itulah mengapa penting untuk menghentikan perang ini,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Indra Gunawan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper