Bisnis.com, JAKARTA – Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Faldo Maldini angkat bicara mengenai kritik Amien Rais soal pemerintahan Presiden Joko Widodo yang dilontarkan belum lama ini.
Menurutnya, kritik yang disampaikan oleh Amien Rais merupakan hal yang wajar keluar, mengingat Ketua Majelis Syuro Partai Ummat tersebut diketahui telah lama berseberangan dengan pemerintah.
“Beliau kan dari dulu memang oposisi, semoga beliau selalu Istiqomah semua presiden tahu betapa tajamnya pernyataan Pak Amien,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (6/4/2022).
Lebih lanjut Faldo menyebut bahwa Pemerintah justu membutuh pemikiran yang disampaikan olehnya lantaran diyakini sebagai sudut pandang lain dalam bernegara, usai menyebut riwayat pendidikan Amien Rais.
“Beliau ini kan alumnus program Doktor Ilmu Politik Universitas Chicago, tentunya kita butuh pemikirannya bukan sekedar gosip politik belaka,” katanya.
Sekadar informasi, Ketua Umum Partai Ummat Amien Rais menegaskan bahwa duet Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan harus berakhir pada Oktober 2024.
Baca Juga
"Duet Jokowi-Luhut yang selama ini menjadi simbol dan substansi rezim yang berkuasa sekarang ini harus berakhir pada Oktober 2024. Setelah itu tidak boleh lagi. Dua oknum ini lantas menggerakkan berbagai cara ala Orde Baru dulu," katanya dalam video yang diunggah melalui channel YouTube Amien Rais Official, Sabtu (2/4/2022).
Menurutnya, mereka terlalu berambisi dengan kekuasaan, sehingga menjadi rezim paranoid, cirinya adalah kerap merasa was-was karena kelemahannya.
Untuk menutupi kelemahannya, kata Amien, duet ini melakukan gertakan dan kerah massa yang masif untuk menunjukkan bahwa hanya mereka yang bisa menyelamatkan bangsa ini.
"Saya kasihan melihat keadaan kita sekarang ini, [rezim] mengerahkan seluruh lurah dari seanteri Indonesia nanti mungkin juga asosiasi tertentu, lalu mungkin nanti nelayan, petani, pegawai negeri dan lain-lain," katanya.
Amien juga menilai kepemimpinan Presiden Jokowi menimbulkan keterbelahan bangsa yang terlihat dari pemberangusan dan kriminalisasi ulama yang merupakan oposisi pemerintah hingga pelanggaran hak asasi dimana-mana, termasuk pembebasan pelaku penembakan enam Laskar FPI.