Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Tentara Rusia yang Tewas di Ukraina Tembus 14.000!

Data pihak Ukraina menunjukkan jumlah personel Angkatan Bersenjata Rusia yang tewas sekitar 14.000.
Pasukan Rusia menggunakan tank dan senjata untuk membombardir kota-kota di Ukraina/Ukrinform.net
Pasukan Rusia menggunakan tank dan senjata untuk membombardir kota-kota di Ukraina/Ukrinform.net

Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah kerugian pihak Rusia dalam operasi khusus di Ukraina yang sudah berlangsung sejak tanggal 24 Februari 2022 terus bertambah. Satu persatu kendaraan tempur rontok dan belasan ribu prajurit Rusia dikabarkan meregang nyawa di tanah Ukraina.

Selama 24 jam terakhir, misalnya, Ukraina mengklaim telah berhasil menghancurkan pos komando dan unit pendukung Militer ke-35 Distrik Militer Timur Angkatan Bersenjata federasi Rusia. 

Selain itu, sehari sebelumnya, pasukan Ukraina menghancurkan 10 target udara antara lain 2 pembom tempur Su-34, 3 Pesawat tempur Su-34 SM, tiga helikopter dan UAV.

"Informasi tentang jenis pesawat lain yang jatuh dan kematian pilot sedang diklarifikasi. Unit-unit  Angkatan Bersenjata Ukraina terus bekerja secara aktif untuk menghilangkan kemampuan pesawat Rusia untuk mendominasi udara," demikian bunyi keterangan pihak Ukraina yang dikutip, Kamis (17/3/2022). 

Adapun pihak Ukraina mengklaim jumlah personel Angkatan Bersenjata Rusia yang tewas sekitar 14.000. Jumlah ini naik 200 orang dibandingkan dengan laporan yang dirilis otoritas Kiev sehari yang lalu. 

Total kerugian tempur musuh hingga 17 Maret, personel sekitar 14.000.

Ukraina juga mencatat Rusia kehilangan 444 tank, APV 1435, sistem artileri 201, MLRS 72, sistem persenjataan anti-pesawat 43, pesawat 86, helikopter 108, dan kendaraan sebanyak 864.  

Selain itu sebanyak 3 perahu, 60 tangki bahan bakar, 11 UAV, dan 10 peralatan khusus milik Angkatan Bersenjata Rusia berhasil dihancurkan selama peperangan yang sudah berlangsung lebih dari 20 hari tersebut. 

Data sedang diperbarui. Perhitungannya cukup rumit karena intensitas permusuhan yang tinggi,” tukasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper