Bisnis.com, JAKARTA – Gunung Merapi mengalami peningkatan aktivitas yang ditunjukkan dengan munculnya luncuran awan panas guguran (APG) sejauh 5 km dan mengarah ke arah tenggara sejak Rabu (9/3/2022) pukul 23.18 WIB. Berdasarkan laman Badan Geologi Kementerian ESDM, statusnya siaga.
Masih dikutip dari situs ESDM, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 20-50 meter dari puncak.
Cuaca berawan hingga mendung, angin lemah hingga sedang ke arah timur dan barat. Suhu udara sekitar 15 derajat sampai 25 derajat Celsius.
“Teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 5.000 meter ke arah tenggara. Teramati guguran lava pijar dengan jarak luncur 1.200 – 1.800 meter ke arah barat daya,” dikutip dari situs esdm.go.id, Kamis (10/3/2022).
Selain itu, Badan Geologi mengamati ada pula lava pijar sebanyak 7 kali dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter ke arah barat daya. Guguran lava pijar dengan jarak luncur 1.200 meter sampai 1.800 meter ke arah barat daya.
Di situ, tercatat 5 kali gempa awan panas guguran, 128 kali gempa guguran, 3 kali gempa hembusan, 1 kali gempa hybrid/fase banyak, dan 1 kali gempa tektonik jauh.
Baca Juga
Potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan sampai barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Atas peristiwa tersebut, Badan Geologi merekomendasikan masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
“Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” tulis situs.