Bisnis.com, JAKARTA — Narasi Institute bersama sejumlah akademisi yang tergabung dalam Aliansi Anak Bangsa Peduli Riset dan Kemajuan Bangsa membuat petisi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait peleburan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Seperti diketahui, lembaga iptek yang melenbur ke BRIN, yaitu Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), termasuk yang sedang hangat dibincangkan publik yaitu Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman.
Dalam petisi yang diunggah di laman Change.org, Aliansi Anak Bangsa Peduli Riset dan Kemajuan Bangsa menyayangkan keputusan Jokowi tersebut karena dapat menimbulkan persoalan yang dinilai menghambat masa depan penelitian di Indonesia.
“Urusan peleburan lembaga tersebut ternyata terbentur dengan aturan birokratisasi peneliti yang berujung pada tidak terekrutnya para peneliti terbaik di lembaga tersebut. Padahal mereka adalah peneliti teruji yang berpendidikan S3, S2 dan S1,” tulis Aliansi Anak Bangsa Peduli Riset dan Kemajuan Bangsa dalam petisi yang dikutip Minggu (9/1/2022).
Dalam petisi yang sudah ditandatangani oleh 2.937 dari target 5.000 orang per Minggu (9/1/2022) jam 10.50 WIB ini, Aliansi Anak Bangsa Peduli Riset dan Kemajuan Bangsa meminta Jokowi untuk mengembalikan lembaga yang dileburkan tersebut ke asal kelembagaannya dan menjadikan BRIN hanya sebagai koordinator riset di Indonesia.
Meskipun demikian, para peneliti sepakat dengan gagasan Presiden untuk membenahi, meningkatkan efektivitas, dan efisiensi lembaga-lembaga penelitian kita demi mendukung pembangunan nasional untuk mencapai visi Indonesia Emas.
“Sekiranya Bapak Presiden berkenan, kami dengan senang hati menyampaikan pemikiran dan ide-ide kami mengenai berbagai permasalahan sangat mendasar yang dihadapi oleh lembaga-lembaga riset kita dan memerlukan reformasi yang hanya bisa terlaksana bila didukung oleh kehendak politik (political will) Bapak Presiden,” kata Aliansi Anak Bangsa Peduli Riset dan Kemajuan Bangsa.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko menyampaikan bahwa terintegrasinya Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman ke dalam BRIN akan memperkuat kompetensi periset biologi molekuler di Indonesia.
Menurutnya, masuknya LBM Eijkman kepada BRIN yang menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman maka kompetensi para periset biologi molekuler akan semakin meningkat.
"Apalagi selama ini LBM Eijkman sudah memiliki budaya riset yang tinggi, maka budaya ini tentunya akan menjadi PR bagi Kepala Pusat yang baru,” ujar Handoko.
Berikut link Petisi Tolak Peleburan LBM Eijkman ke BRIN: Petisi · SURAT TERBUKA UNTUK TOLAK PELEBURAN LEMBAGA RISET KE BRIN · Change.org
Narasi Institute Bersama ALIANSI PEDULI RISET & KEMAJUAN BANGSA
1. Prof Azyumardi Azra
2. Prof Didin S Damanhuri
3. Prof Agus Pakpahan
4. Prof Amien Soebandrio
5. Prof Satryo Soemantri Brodjonegoro
6. Prof Sofian Effendi (Ex Rektor UGM dan Ketua Komisi ASN)
7. Prof Mayling Oey-Gardiner (Guru Besar UI)
8. Prof.em Franz Magnis Suseno
9. Dr Abdul Malik
10. Dr Fadhil Hasan
11. Dr Connie Bakrie
12. Sidratun Naim, PhD
13. Prof Lukman Hakim (Ex Ketua LIPI)
14. Andri BS Sudibyo
15. Bursah Zarnubi
16. Prof Widi Agoes Pratikto (ITS)
17. Prof Hermanto Siregar (IPB)
18. Dr Anthony Budiawan
19. Dr H Abustan (Uiniversitas Islam Jakarta)
20. Dan tokoh lain yang sudah menandatangani petisi ini