Bisnis.com, SOLO - Pemerintah Selandia Baru mengumumkan adanya legalitas pengujian narkoba secara umum.
Langkah ini diambil pemerintah setelah adanya uji coba yang mulai dilakukan pada Desember tahun lalu.
Sebelumnya, pemerintah Selandia Baru telah memberikan servis pengujian narkoba di acara musik.
Tes yang mampu memberitahukan jenis narkoba apa yang dikonsumsi oleh seseorang itu dilakukan untuk mencegah adanya insiden yang berakibat fatal.
Servis pengecekan narkoba yang dilakukan Selandia Baru ini menjadi yang pertama di dunia.
Meskipun negara lain, Belanda dan Swiss, juga miliki program pengecekan narkoba untuk umum, namun belum sepenuhnya didukung oleh pemerintah.
Baca Juga
Melansir LADBible, Organisasi pemeriksa obat sukarela bernama KnowYourStuffNZ, yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan Selandia Baru untuk menjalankan uji coba, mengatakan pengesahan RUU Perundang-undangan Pengecekan Obat dan Zat merupakan langkah maju yang signifikan bagi kesehatan dan keselamatan konsumen.
Direktur Manajer KnowYourStuffNZ Wendy Allison mengatakan, undang-undang tersebut akan memberikan kedudukan hukum permanen untuk layanan kami dan akan memungkinkan organisasi lain untuk menyediakan layanan pemeriksaan obat juga.
"Ini akan membantu memastikan layanan vital ini dapat diakses oleh lebih banyak komunitas, dan pada akhirnya mencegah lebih banyak bahaya terkait narkoba," kata Wendy.
Diharapkan, perubahan undang-undang tersebut bisa memberikan kepastian untuk masa depan pemeriksaan obat di festival dan acara di Selandia Baru.
Kemudian, adanya pemeriksaan secara terbuka ini juga memastikan bahwa masyarakat dapat mengakses layanan pemeriksaan obat yang berkualitas tinggi, andal, dan efektif secara berkelanjutan.
"Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Tapi ini terasa seperti pencapaian yang cukup bagus," lanjut Allison.
"Kami telah bekerja untuk ini selama tujuh tahun dan begitu banyak orang telah bekerja sangat keras untuk membawa kami ke titik ini. Hari ini kami merayakan kesuksesan kami,"
Data dari uji coba menunjukkan bahwa 68 persen peserta mengubah perilaku mereka sebagai akibat mengakses layanan pemeriksaan narkoba. Bahkan 87 persen mengatakan mereka lebih memahami bahaya penggunaan narkoba setelah berbicara dengan orang yang melakukannya.