Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menjelang 7 Tahun Jokowi, Indeks Demokrasi Indonesia di Bawah Timor Leste

Indeks demokrasi di Indonesia terus menurun, sejalan dengan hal itu kebebasan berpendapat masyarakat juga belum sepenuhnya membaik.
Ilustrasi indeks demokrasi/Istimewa
Ilustrasi indeks demokrasi/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA --Indeks Demokrasi Indonesia cenderung menurun selama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang genap berusia 7 tahun pada 20 Oktober lalu.

Berdasarkan data The Economist Intelligence Unit (EIU) dalam Laporan Indeks Demokrasi 2020, Indonesia di bawah Timor Leste.

Indonesia mendapatkan skor 7,92 untuk proses pemilu dan pluralisme, skor 7,50 untuk fungsi dan kinerja pemerintah, skor 6,11 untuk partisipasi politik, skor 4,38 untuk budaya politik, dan skor 5,59 untuk kebebasan sipil.

Jumlah skor yang diperoleh Indonesia tahun 2020 ternyata merupakan perolehan terendah dalam 14 tahun terakhir.

Skor itu merepresentasikan bahwa indeks demokrasi Indonesia terburuk selama kurun 14 tahun terakhir. Adapun, laporan itu adalah sebuah indeks yang disusun oleh EIU sejak tahun 2006 dengan tujuan mengukur keadaan demokrasi di 167 negara di dunia.

Ada lima indikator yang digunakan EIU untuk menentukan indeks demokrasi suatu negara, antara lain proses pemilu dan pluralisme, fungsi dan kinerja pemerintah, partisipasi politik, budaya politik, serta kebebasan sipil.

Berdasarkan skor atas indikator-indikator tadi, EIU akan mengklasifikasikan negara-negara yang disurvei ke dalam empat kategori, yaitu demokrasi penuh, demokrasi cacat, rezim hibrida, dan rezim otoriter.

Di sisi lain, Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) mencatat Indeks Demokrasi Indonesia pada indikator kebebasan berpendapat mendapat angka yang tinggi jika dibandingkan antara 2015 dan 2020. Ini mencakup yang dilakukan oleh aparat pemerintah atau masyarakat.

Berdasarkan data yang dikutip Bisnis dari situs BPS, ancaman/penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat pada 2015 ada di 86,76 dari poin tertinggi 100 Sedangkan 2020 86,76.

Lalu, penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat pada 2015 berada pada skor 85,85. Sedangkan 2020 angkanya 86,95.

Ini berbanding terbalik dengan ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat kebebasan berpendapat. Pada 2015 berada pada skor 65,32. Sedangkan 2020 angkanya 58,82.

Hal tersebut juga sama dengan ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat kebebasan berpendapat tahun 2015 berada pada skor 46,69. Sedangkan 2020 angkanya 42,28.

Sementara itu, indeks demokrasi menurut aspek dan provinsi, pada 2015 untuk kebebasan sipil 80,3. Hak-hak politik 70,63 dan lembaga demokrasi 66,87 dari skor tertinggi 100.

Dibandingkan pada 5 tahun kemudian, untuk kebebasan sipil 79,4. Hak-hak politik 67,85 dan lembaga demokrasi 75,66 dari skor tertinggi 100.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper