Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Taliban Kuasai Istana, Presiden Afghanistan Melarikan Diri

Taliban berhasil memasuki istana setelah Presiden Ashraf Ghani melarikan diri di tengah kemajuan pesat Taliban menguasai sejumlah kota di Afghanistan.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani/Reuters-Mike Segar
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani/Reuters-Mike Segar

Bisnis.com, JAKARTA—Setelah berhasil menguasai istana kepresidenan, pejabat tinggi Taliban mengatakan ujian sebenarnya dari pemerintahan akan dimulai setelah kelompok itu memasuki ibu kota Afghanistan, Kabul.

Kepala Biro Politik Taliban, Abdul Ghani Baradar mengatakan dalam sebuah pernyataan video singkat kemarin bahwa ujian akan dimulai dengan memenuhi harapan warga Afghanistan dan menyelesaikan masalah mereka.

Aljazeera memperoleh rekaman eksklusif para pemimpin Taliban yang dikelilingi oleh puluhan pejuang bersenjata saat berbicara kepada media dari kursi kekuasaan negara itu kemarin.

Mereka memasuki istana setelah Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu di tengah kemajuan pesat Taliban menguasai negara itu. Hal itu membuat kelompok trsebut merebut 26 dari 34 ibu kota provinsi Afghanistan dalam waktu kurang dari dua minggu.

Ghani kemudian mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diposting di Facebook bahwa dia melarikan diri untuk mencegah pertumpahan darah lebih lanjut seperti dikutip Aljazeera.com, Senin (16/8).

“Taliban telah menang dengan pedang dan senjata mereka, dan sekarang bertanggung jawab atas kehormatan, properti, dan pertahanan diri warga negara mereka,” katanya.

Sementara itu, warga Afghanistan memadati bandara Kabul untuk mencari jalan keluar dari negara itu.

Stasiun televisi lokal 1TV melaporkan bahwa tembakan terdengar saat malam tiba di dekat bandara Kabul. Para diplomat asing, pejabat dan warga Afghanistan lainnya berusaha melarikan diri untuk meninggalkan negara itu di tengah kemajuan Taliban.

Massouma Tajik, seorang analis data berusia 22 tahun, termasuk di antara ratusan warga Afghanistan yang menunggu dengan cemas untuk menaiki penerbangan evakuasi.

“Saya melihat orang-orang menangis, mereka tidak yakin apakah mereka bisa terbang. Saya juga tidak,” katanya dengan nada panik.

Ratusan orang Afghanistan berkerumun di bagian bandara lainnya yang jauh dari banyak warga negara Barat yang mengungsi.

Beberapa dari mereka, termasuk seorang pria dengan kaki patah yang duduk di tanah, mengantre untuk apa yang diharapkan menjadi penerbangan terakhir oleh  maskapai penerbangan Ariana Airlines.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper