Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Budi daya opium di Afghanistan Anjlok Drastis, Ini Penyebabnya

Pendapatan petani Afghanistan dari penjualan hasil panen opium pun turun lebih dari 1 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.771), menurut laporan tersebut.
Budidaya  opium  di Afghanistan, sumber utama dari heroin di dunia,  meningkat menjadi tertinggi ketiga dalam tempo  lebih dari 20 tahun, demikian konfirmasi dari PBB  pada  Minggu (23/10/2016), dan pemberontak Taliban meraup keuntungan./REUTERS
Budidaya opium di Afghanistan, sumber utama dari heroin di dunia, meningkat menjadi tertinggi ketiga dalam tempo lebih dari 20 tahun, demikian konfirmasi dari PBB pada Minggu (23/10/2016), dan pemberontak Taliban meraup keuntungan./REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Budi daya opium di Afghanistan diperkirakan turun 95 persen sejak pemerintah sementara negara itu memberlakukan larangan narkoba pada April 2022, kata Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa Urusan Narkoba dan Kejahatan (UNODC) pada Minggu (5/11).

Menurut laporan organisasi tersebut, budi daya opium di negara yang pernah menjadi produsen opium terbesar di dunia itu turun dari 233.000 hektare menjadi hanya 10.800 hektare pada 2023, yang mengakibatkan penurunan pasokan opium sebesar 95 persen, dari 6.200 ton pada 2022 menjadi 333 ton pada 2023.

Pendapatan petani Afghanistan dari penjualan hasil panen opium pun turun lebih dari 1 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.771), menurut laporan tersebut.

Banyak petani beralih ke budi daya gandum, dengan peningkatan keseluruhan seluas 160.000 hektare untuk lahan budi daya serealia di provinsi Farah, Helmand, Kandahar, dan Nangarhar, papar laporan itu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper