Bisnis.com, JAKARTA--Empat tentara bayaran yang membunuh Presiden Haiti Jovenel Moïse tewas dalam baku tembak dengan pasukan keamanan dan polisi berhasil menangkap dua pelaku serangan lainnya.
Hingga saat ini operasi penangkapan tersangka masih berlangsung di ibu kota Port-au-Prince.
“Mereka terbunuh (dalam baku tembak) dan yang lainnya ditangkap,” kata Kepala Kepolisian Negara, Leon Charles seperti dikutip BBC.com, Kamis (8/7).
Dia mengatakan bahwa polisi berhasil menangkap pelaku ketika berusaha melarikan diri dari tempat kejadian perkara. Tiga petugas yang disandera juga berhasil diselamatkan.
"Kami mencegat (para tersangka) dalam perjalanan saat mereka meninggalkan TKP. Sejak itu kami bertarung dengan mereka,” ujar Charles. Dia menegaskan bahwa empat tentara bayaran tewas dan dua ditangkap dan sdua diamankan.
Moïse, presiden berusia 53 tahun, tewas ditembak oleh segerombol pria bersenjata yang memasuki rumahnya pada malam hari. Istrinya juga terluka dan kini dilarikan ke Amerika Serikat (AS) untuk menjalani perawatan intensif.
Baca Juga
Berdasarkan penuturan Perdana Menteri Interim Claude Joseph, pelaku merupakan seseorang yang mampu berbahasa Inggris dan Spanyol.
Pernyataan Joseph diperkuat oleh keterangan Duta Besar Haiti untuk AS, Bocchit Edmond, bahwa pelaku merupakan tentara bayaran asing dan seorang pembunuh profesional.
Setelah pembunuhan, Joseph menyerukan masyarakat untuk tenang meski dia mengumumkan keadaan darurat nasional. Aparat telah mengepung ibu kota dan menjaga perbatasan serta laut, sehingga pelaku tidak bisa melarikan diri ke luar negeri.