Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Agama mengabarkan bahwa hasil seleksi Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) akan diumumkan pada hari ini, Senin (31/5/2021).
Kepala Subdirektorat Pendidikan Pesantren Kemenag, Basnang Said mengatakan ada 4.614 pendaftar seleksi PBSB 2021. Dari jumlah itu, dilakukan seleksi tahap pertama hingga diperoleh 516 santri yang dinyatakan lulus. Mereka inilah yang mengikuti seleksi tahap kedua.
Dalam rakor yang diselenggarakan pekan lalu, jelasnya, telah ditetapkan 230 santri yang dinyatakan lulus seleksi dan mendapat beasiswa kuliah pada 33 program studi di 21 perguruan tinggi.
"Kelulusan akan diumumkan melalui laman www.ditpdpontren.kemenag.go.id
Calon mahasantri yang dinyatakan lulus, lanjut Basnang, akan menerima beasiswa berupa biaya pendidikan yang meliputi biaya pendaftaran, biaya matrikulasi, biaya UKT (Uang Kuliah Tunggal) atau biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dengan durasi pemberian maksimal 48 bulan bagi pendaftar Program S1 dan maksimal 24 bulan bagi pendaftar Program S2, serta biaya pendidikan profesi yang diberikan maksimal 24 bulan.
Selain itu, calon mahasantri yang dinyatakan lulu juga akan menerima biaya tunjangan yang meliputi biaya hidup serta biaya tugas akhir.
Baca Juga
"PBSB merupakan salah satu bentuk afirmasi Kemenag terhadap kalangan pesantren tersebut, terutama pada santri berprestasi," ujar Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Waryono Abdul Ghafur.
Waryono menjelaskan selain penguasaan materi ujian, ada beberapa hal yang menjadi penilaian bagi kelulusan calon Mahasantri PBSB. Misalnya, kemampuan membaca dan memahami kitab kuning, serta wawasan kebangsaan dan ke-Indonesia-an.
"Desain lulusan Program Beasiswa Santri Berprestasi adalah Bagaimana lulusan PBSB bisa mengenalkan pesantren yang memiliki reputasi baik. Lulusan PBSB juga nantinya diharapkan dapat memberi kontribusi signifikan bagi bangsa dan negara, terutama juga bagi pesantren," terang Waryono.
"Mahasiswa PBSB harus punya mimpi untuk Indonesia. Mereka yang kuliah di (jurusan) ekonomi, harus ikut memikirkan bagaimana wajah ekonomi 25 tahun ke depan. Mereka yang belajar agama, bagaimana wajah kehidupan beragama ke depan. Sehingga, publik tahu bahwa ada pemikiran orisinal para santri dalam menatap masa depan bangsanya," sambungnya.