Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membangun rumah warga terdampak bencana di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.
Ketua Satgas Penanganan Bencana Kementerian PUPR di NTT dan NTB Widiarto mengatakan Kementerian PUPR telah menghitung perkiraan kebutuhan biaya program pembangunan Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) dalam rangka relokasi permukiman dengan keperluan anggaran tahun jamak sekitar Rp338 miliar yakni terdiri dari TA 2021 sebesar Rp236 miliar dan TA 2022 sebesar Rp102 miliar.
Kebutuhan anggaran tersebut, kata Widiarto, direncanakan untuk pembangunan 1.000 unit Risha, terdiri dari di Lembata sebanyak 700 unit dan Adonara sebanyak 300 unit.
"Namun, perkembangan pasti angkanya akan terus berkembang setelah survei detail dengan pemda dan masyarakat setempat," ujarnya melalui keterangan tertulis pada Rabu (28/4/2021).
Widiarto menuturkan hingga saat ini juga terdapat empat lokasi tambahan usulan baru dari pemerintah daerah yang sebaiknya direlokasi pasca-bencana di NTT, yaitu di Kabupaten Kupang 14 unit rumah, Kota Kupang 530 unit rumah, Kabupaten Alor 599 unit rumah, dan Kabupaten Rote Ndao 153 unit rumah.
"Relokasi perlu dilakukan karena lokasi permukiman warga terdampak bencana saat ini berada di jalur debris aliran sungai yang sudah dipenuhi bebatuan, sehingga risikonya sangat tinggi jika kembali tinggal di sana," katanya.
Baca Juga
Dia menambahkan berdasarkan informasi sementara, untuk di Adonara sudah ada dua alternatif lokasi yang disiapkan, sedangkan di Lembata juga sudah siap tanah pemda, tetapi lokasinya masih akan dikomunikasikan dengan masyarakat setempat.
"Kami akan terus berkomunikasi dengan masyarakat, karena memindahkan tempat tinggal juga harus menangani masalah sosial, bukan hanya masalah teknis yang salah satu syaratnya lokasinya harus aman dari risiko bencana," ucapnya.