Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi Ancaman China, Jepang, AS, dan Prancis Gelar Latihan Militer Gabungan

Latihan, yang berlangsung dari 11 hingga 17 Mei, akan menjadi latihan skala besar pertama di Jepang yang melibatkan pasukan darat dari ketiga negara. Pasukan Bela Diri Darat Jepang (JGSDF) juga akan dilibatkan pada latihan itu.
Kapal induk Amerika Serikat Nimitz USS Abraham Lincoln./Antara/Reuters
Kapal induk Amerika Serikat Nimitz USS Abraham Lincoln./Antara/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Dalam menghadapi ancaman China di perairan regional, Jepang memastikan akan mengadakan latihan militer bersama dengan pasukan AS dan Prancis di barat daya negara itu mulai bulan depan, menurut Kementerian Pertahanan Jepang.

Latihan, yang berlangsung dari 11 hingga 17 Mei, akan menjadi latihan skala besar pertama di Jepang yang melibatkan pasukan darat dari ketiga negara. Pasukan Bela Diri Darat Jepang (JGSDF) juga akan dilibatkan pada latihan itu.

Latihan tersebut digelar saat Tokyo berusaha untuk memperdalam kerja sama pertahanan dengan sekutu utamanya AS untuk melawan kekiatan Beijing yang tumbuh di Laut China Timur dan Selatan.

"Prancis akan berbagi visi tentang Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," kata Menteri Pertahanan Nobuo Kishi kepada wartawan seperti dikutip Aljazeera, Minggu (25/4).

Dia mengatakan bahwa dengan memperkuat kerja sama antara Jepang, Amerika Serikat, dan Prancis, pihaknya ingin lebih meningkatkan taktik dan keterampilan Pasukan Bela Diri dalam mempertahankan wilayah pulau terpencil.

Paris memiliki kepentingan strategis di Indo-Pasifik kaena punya wilayah, termasuk Pulau Reunion di Samudra Hindia dan Polinesia di Pasifik Selatan.

Latihan gabungan akan diadakan di tempat pelatihan Kirishima JGSDF dan Kamp Ainoura di wilayah Kyushu dengan melibatkan latihan operasi amfibi.

Pekan lalu, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dan Presiden AS Joe Biden berjanji untuk bersatu melawan China dan meningkatkan kerja sama termasuk di bidang teknologi.

Kedua pemimpin juga setuju untuk menentang setiap upaya "untuk mengubah status quo dengan kekerasan atau paksaan di Laut Cina Timur dan Selatan".

Pertemuan tatap muka pertama Biden dengan seorang pemimpin asing juga dimaksudkan untuk memperkuat upaya bersama antara AS, Jepang, Australia dan India. Aliansi informal yang dikenal sebagai "Quad" itu dipandang oleh pemerintah AS yang baru sebagai benteng pertahanan melawan China di kawasan Indo-Pasifik.

AS menuduh China "mengacaukan" kawasan itu dengan pembangunan pulau buatan serta fasilitas angkatan laut dan udara di Laut China Selatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper