Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan hubungan kerja sama bilateral dengan Uni Emirat Arab (UEA) tengah diuji di tengah pandemi Covid-19. Namun, jelasnya, RI tetap berkomitmen meningkatkan kemitraan lantaran punya nilai-nilai yang sama.
Hal tersebut disampaikan dalam rangka menyambut hubungan diplomatik kedua negara yang ke-45 pada tahun ini. Menlu Retno mengatakan hubungan erat kedua negara diuji terus menerus seiring dengan krisis global seperti pandemi Covid-19 saat ini, perubahan iklim, ketahanan pangan dan pembangunan berkelanjutan.
"Kedua negara kita memiliki nilai yang sama: toleransi, moderasi, energi berkelanjutan, dan pembangunan. Kami juga berkomitmen untuk terus bekerja sama demi kemajuan kedua negara," katanya dalam pernyataan yang diunggah lewat akun Twitter-nya, Senin (19/4/2021).
Menlu Retno juga menekankan hubungan kedua negara tidak hanya sebatas kerja sama bilateral, tetapi juga komitmen dalam berkontribusi mengatasi masalah global serta menjaga dan menujunjung perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di wilayah masing-masing.
Hai #SahabatKemlu! Tahun ini hubungan Indonesia & UEA sudah mencapai 45 tahun, lho!
— MoFA Indonesia (@Kemlu_RI) April 19, 2021
Kedua negara ternyata memiliki banyak kesamaan dan berkomitmen untuk terus meningkatkan kerja sama. Apa saja sih kesamaan & prioritas kerja sama kedua negara?
Simak berikut ya!#IniDiplomasi pic.twitter.com/sc1spLQmkN
Hubungan erat antara Indonesia dan Uni Emirat Arab juga tercermin dari kedekatan antara Kepala Negara. Kedekatan tersebut tercermin dari nama Presiden Joko Widodo yang diabadikan di salah satu ruas jalan utama di Abu Dhabi pada Oktober 2020 yang lalu.
Membalas hal tersebut, Presiden Jokowi menamai Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek atau Jakarta Cikampek II Elavated dengan nama Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed sebagai penghargaan peran kemanusiannya dan kontribusinya terhadap bangsa Arab dan Islam.
Baca Juga
Dengan hubungan yang baik, Indonesia secara aktif menawarkan peluang investasi di berbagai sektor seperti infrastruktur, agrikultur, dan pariwisata. Hal tersebut disaambut positif oleh pemerintah UEA. Salah satu rencana investasi yang tengah dijajaki saat ini adalah pembangunan fasilitas vaksin Covid-19 di Indonesia.
Sebelumnya, Dubes RI untuk UEA Husin Bagis menyampaikan bahwa UEA lebih tepatnya tertarik menjadi distributor di Indonesia untuk vaksin milik Sinopharm (China).
“Mereka uangnya banyak. Mereka lagi mesra-mesranya dengan kita. Tantangannya adalah bagaimana mengoptimalkan kesempatan ini untuk keuntungan Indonesia,” ujarnya saat dihubungi Bisnis di Jakarta pada 13 April.
Perlu diketahui, UEA telah memiliki fasilitas produksi vaksin Covid-19 di Ras Al-Khaimah yang diberi nama Al-Hayat yang berarti kehidupan. Manufaktur vaksin tersebut juga bekerja sama dengan BUMN China Sinopharm.
Dari sisi investasi, UEA telah menyumbang US$259 juta dalam lima tahun terakhir. Angka ini masih jauh dibandingkan dengan potensi dan total realisasi investasi yang masuk ke Indonesia dalam kurun waktu yang sama, yang mencapai US$169 miliar. Nilai investasi UEA terdiri dari 338 proyek investasi dan menyerap kurang lebih 9.900 tenaga kerja.