Bisnis.com, JAKARTA - Duta Besar RI untuk Uni Emirat Arab (UEA) Husin Bagis mengatakan hubungan UEA dan Indonesia sedang “mesra-mesranya” yang ditunjukkan dengan minat serius investasi, salah satunya pabrik vaksin Covid-19.
Dubes Husin membenarkan bahwa UEA berminat membangun pabrik vaksin Covid-19. UEA lebih tepatnya tertarik menjadi distributor di Indonesia untuk vaksin milik Sinopharm (China).
“Mereka uangnya banyak. Mereka lagi mesra-mesranya dengan kita. Tantangannya adalah bagaimana mengoptimalkan kesempatan ini untuk keuntungan Indonesia,” ujarnya saat dihubungi Bisnis di Jakarta, Selasa (13/4/2021).
Diketahui, UEA telah memiliki fasilitas produksi vaksin Covid-19 di Ras Al-Khaimah yang diberi nama Al-Hayat yang berarti kehidupan. Manufaktur vaksin tersebut juga bekerja sama dengan BUMN China Sinopharm.
Tak hanya dengan China, Abu Dhabi juga telah bekerja sama dengan Rusia menjadi distributor Sputnik, karena sudah dipakai di sana, meski tidak banyak.
Namun, kata Dubes Husin, minat investasi UEA tidak terbatas pada membangun pabrik vaksin semata, tetapi juga di berbagai sektor seperti infrastruktur jalan, agrikultur, hingga pariwisata.
Baca Juga
“Mereka melihat Indonesia ada 270 juta penduduk, negeri yang tumbuh ke depan, masa depannya bagus, negeri yang sangat menjanjikan,” ungkapnya.
Minat investasi yang besar tersebut didukung utamanya dari kedekatan kedua kepala negara setelah nama Presiden Joko Widodo di salah satu ruas jalan utama pada Oktober 2020 yang lalu.
Membalas hal tersebut, Presiden Jokowi menamai Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek atau Jakarta Cikampek II Elavated dengan nama Putera Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed sebagai penghargaan peran kemanusiannya dan kontribusinya terhadap bangsa Arab dan Islam.
Sebelumnya, kabar UEA minati pasar vaksin Covid-19 dilaporkan oleh Arab News pada Senin (12/4/2021), berdasarkan pernyataan Menteri Energi dan Infrastruktur Suhail Al-Mazrouei.
Menter Al-Mazrouei juga menyebutkan UEA akan menggelontorkan investasi senilai US$10 miliar yang akan ditempatkan di Indonesian Investment Authority untuk digunakan dalam proyek dan sektor strategis.
Beberapa peluang investasi sektor baru yang tengah dijajaki di Indonesia di antaranya adalah energi terbarukan, manufaktur strategis dan militer, produksi vaksin Covid-19. Selain itu, agrikultur, keamanan pangan, pendidikan digital, pariwisata, dan ekonomi kreatif.
“Kami di UEA ingin memastikan bahwa investasi kami berada di area yang berkontribusi dalam menyediakan infrastruktur dan layanan sehari-hari untuk membuat perubahan bagi warga negara Indonesia dalam aktivitas sehari-harinya,” kata Al-Mazrouei.