Bisnis.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerjunkan enam helikopter untuk mempercepat proses penanganan bencana di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan bahwa pihaknya mengoperasikan 6 unit helikopter ke sejumlah kawasan yang belum dapat dijangkau melalui darat maupun laut.
“BNPB akan memberikan dukungan sebanyak sekitar 6 unit helikopter karena beberapa kawasan belum bisa dijangkau baik melalui transportasi darat maupun laut, sehingga membutuhkan transportasi udara,” katanya saat konferensi pers virtual, Selasa (6/4/2021) malam.
Sejumlah unit helikopter yang disiagakan seperti Heli Mi-8 kapasitas 4 ton, Heli Kamov 32 kapasitas 5 ton, Heli EC-155 kapasitas 12 seat, Heli AW119 kapasitas 7 seat dan Heli Bell 412EP kapasitas 12 seat.
Rencananya, sejumlah helikopter ditempatkan di beberapa kabupaten terdampak dan memerlukan alat transportasi udara seperti di Lembata, Larantuka, Adonara serta Kupang.
Sementara itu, Doni memaparkan kebutuhan logistik dua hari terakhir di wilayan terdampak banjir dan longsor telah didatangkan dari DKI Jakarta, Surabaya dan Makassar.
Baca Juga
Sebagian besar logistik dan kebutuhan dasar korban terdampak telah didistribusikan ke sejumlah daerah terutama di Adonara, Lembata serta Kabupaten Alor, NTT.
Data terakhir pada Selasa (6/4/2021) pukul 21.00 WIT, jumlah korban meninggal akibat banjir bandang dan longsor di NTT mencapai 117 orang. Selain itu 76 jiwa masih dalam pencarian.
Doni Monardo mengatakan bahwa jumlah korban meninggal dan hilang tersebar di sejumlah kabupaten kota di provinsi NTT. Dari beberapa wilayah terdampak, Kabupaten Flores Timur dan Lembata menimbulkan korban paling banyak.