Bisnis.com, JAKARTA — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban meninggal akibat banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur mencapai 117 orang. Selain itu 76 jiwa masih dalam pencarian.
Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan bahwa jumlah korban meninggal dan hilang tersebar di sejumlah kabupaten kota di provinsi Nusa Tenggara Timur. Dari beberapa wilayah terdampak, Kabupaten Flores Timur dan Lembata menimbulkan korban paling banyak.
“Untuk Flores Timur korban meninggal tercatat 60 orang dan hilang adalah 12 orang sehingga total 72 orang,” katanya saat konferensi pers virtual, Selasa (6/4/2021) malam.
Selain itu, korban di Kabupaten Alor tercatat mencapai 41 orang dengan 21 di antaranya meninggal dunia dan 20 lainnya masih dalam proses pencarian. Begitupun di Kabupaten Malaka tercatat 3 orang hilang.
Selanjutnya, korban meninggal dunia masing-masing 1 orang di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang serta Ende. Adapun di Lembata korban meninggal tercatat mencapai 28 orang dan 44 orang dalam proses pencarian, sehingga total 72 orang.
“Sehingga keseluruhan untuk jasad yang meninggal 117 orang sedangkan hilang 76 orang. Adapun untuk jumlah pengungsi di tiap daerah masih fluktuatif,” katanya.
Baca Juga
Doni menuturkan bahwa proses pencarian korban masih terkendala alat berat. Meski telah disiapkan, dia menyebut alat berat untuk membantu proses evakuasi belum dapat dikirim ke tujuan terutama di Adonara dan Alor.
Hingga kini petugas masih mengupayakan pengiriman alat berat ke lokasi bencana. BNPB juga mengupayakan sejumlah perusahaan yang sedang melakukan pengerjaan jalan dikerahkan ke lokasi terdampak bencana di Lembata.