Bisnis.com, JAKARTA – Provinsi Nusa Tenggara Timur dilanda bencana alam hebat, berasal dari Siklon Tropis Seroja. Kejadian tersebut menelan puluhan korban dan merusak ribuan rumah warga.
Berdasarkan keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Siklus Tropis Seroja menimbulkan terjadinya cuaca ekstrem yang signifikan berupa hujan sangat lebat, angin kencang, gelombang laut tinggi, dan berdampak pada terjadinya bencana hidrometeorologi.
Adapun, dari catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Selasa (6/4/2021), Siklus Tropis Seroja yang terjadi di Nusa Tenggara Timur melanda 11 kabupaten dan kota, yaitu Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Alor, Sumba Timur, Sabu Raijua, Rote Ndao, Timor Tengah Selatan, Ende, dan Kota Kupang.
Sampai dengan saat ini, Siklus Tropis Seroja sudah menelan 86 korban jiwa, 98 orang hilang, 146 orang luka-luka, dan 2.683 jiwa terdampak.
Sementara itu, untuk kerugian materiil tercatat 1.992 rumah warga terdampak, 109 rusak ringan, 133 rumah rusak sedang, 498 rumah rusak berat, 84 fasilitas umum terdampak, 1 fasilitas umum rusak ringan, dan 44 fasilitas umum rusak berat.
Sebagai upaya penanganan, Bupati, TNI, Polri, dan instansi terkait sudah melakukan rapat terbatas untuk membentuk posko penanganan darurat.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga sudah memberikan sejumlah arahan langsung, pertama kepada Menteri PUPR untuk segera mengerahkan alat-alat berat dari berbagai tempat, dan memperbaiki infrastruktur yang rusak, melihat ada beberapa jembatan roboh, dan akses jalan terputus.
Baca Juga
Kedua, Kementerian Kesehatan juga telah diminta memastikan kehadiran pelayanan kesehatan dan penanganan korban yang butuh pertolongan medis.
“Saya minta Menkes juga bisa memperbanyak tempat pelayanan kesehatan di lapangan dan mempersiapkan RS untuk melayani para korban dan memastikan ketersediaan tenaga medis dan obat-obatannya,” ujar Presiden pada Ratas Penanganan Bencana di NTB dan NTT, Selasa (6/4/2021).
Presiden juga minta Pemerintah Daerah melakukan antisipasi terhadap bahaya lanjutan adanya cuaca yang sangat ekstrem yang terjadi di berbagai kawasan di Indonesia, dan agar BMKG menggencarkan peringatan cuaca ekstrem akibat Siklon Tropis Seroja.
“Pastikan seluruh kepala daerah dan masyarakat bisa mengakses, memantau, prediksi cuaca dan iklim yang dikeluarkan dari BMKG. Mereka harus tau semuanya sehingga masyarakat bisa meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan menghadapi ancaman risiko baik untuk angin kencang, bahaya banjr, banjir bandang, dan tanah longsor,” tegas Presiden.